Kecelakaan Maut
UPDATE: Kecelakaan Saat Perayaan Kelulusan, Hari Ini Pacar Irene Soenarno Diperiksa Polisi
Pacar Irene Soenarno, siswi SMK yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas pada Senin (13/05/2019) tengah malam, diperiksa polisi.
Penulis: Tirza Ponto | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pacar Irene Soenarno, siswi SMK yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas pada Senin (13/05/2019) tengah malam, diperiksa polisi.
Ia diperiksa lantaran kecelakaan yang terjadi di Jalan Ringroad Dua Manado, tepatnya depan Transmart.
Rival Salim nama pacarnya. Pemuda 18 tahun warga Kelurahan Winangun Satu, Lingkungan I, Kecamatan Malalayang, Kota Manado Provinsi Sulut.
Rival dikabarkan sudah keluar dari rumah sakit, dan akan diperiksa penyidik Unit Laka Lantas Polresta Manado, Kamis (16/5/2019) sebentar.
Hal itu diungkapkan Kanit Laka Lantas Ipda Julio Jagratara SH ke wartawan tribunmanado.co.id, Rabu (15/5/2019) kemarin.
"Iya, sebenarnya hari ini, Rabu (15/5/2019) jadwalnya Rivaldi untuk kami BAP, namun karena dia meminta waktu untuk menghadiri ibadah pemakaman dari korban Irene, jadi ditunda besok (hari ini-red)," unjarnya.
Baca: UPDATE: Kecelakaan Saat Perayaan Kelulusan, Hari Ini Pacar Irene Soenarno Diperiksa Polisi
Baca: Siswa SMA Peraih Nilai 100 di Semua Mata Pelajaran Ujian Nasional 2019, Terungkap Siapa Orangtuanya
Baca: Firasat Sang Ibu: Irene Soenarno Banyak Menciumnya, Siswi Tewas Ditabrak Saat Rayakan Kelulusan
Baca: Pelaku Mutilasi Ngaku Korban yang Minta untuk Dimutilasi: Kemaluannya Keluar Darah
Baca: Hindari 6 Jenis Sayur Ini Untuk Menghindari Gejala Nyeri Asam Urat, Apa Saja Sih?
Baca: Berikut 4 Dinasti Politik Gagal di Pemilu 2019 di Sulut, Tak Jadi di DPRD, DPR RI hingga DPD
Diungkapkannya juga, sudah ada saksi yang diperiksa setelah peristiwa kecelakaan tersebut.
"Satu saksi laki-laki teman dari korban sudah kami periksa pagi setelah peristiwa," jelasnya.
Ditambahkannya lagi, saat ini, pihak mereka sudah periksa satu saksi lagi yang juga teman dari korban.
"Jadi sudah ada dua saksi yang kami periksa. Mereka berdua memang bersama kedua korban saat peristiwa tabrakan itu terjadi," beber Jagratara.
Ditegaskannya juga, pihaknya sudah melakukan olah TKP serta pemeriksaan saksi dan ada beberapa petunjuk terhadap dua penambrak tersebut.
"Bantu doa ya, semoga kami bisa mengungkap sih penabrak tersebut, sebab sudah ada keterangan dari dua saksi dan kami masih menunggu keterangan dari Rivaldi melalui BAP penyidik," ungkap Kanit Laka Lantas Polresta Manado ini. (Juf)
Baca: Hasil Liga 1 2019 PSS Sleman vs Arema FC, Skor Akhir 3-1,Tonton Cuplikan Gol-golnya
Baca: Cina Blokir Semua Edisi Bahasa Situs Wikipedia
Baca: Asal Mula Emas, Menurut Penelitian dari Tabrakan Dua Bintang Neutron
Kronologi
Kasat Lantas Polresta Manado AKP Risno Luas mengatakan Irene terjatuh dari sepeda motor Suzuki DB 6234 CE yang dikendarai korban Rivaldi Salim (18) warga Kelurahan Winangun Satu, Kecamatan Malalayang.
"Sementara perempuan Irene yang dibonceng terpental ke aspal," tambah Luas.
Tragisnya, saat korban Irene terjatuh ke aspal, satu sepeda motor lainnya yang berada di belakang mereka menabrak korban Irene.
"Dua sepeda motor yang menabrak tidak jatuh, dan melarikan diri dari lokasi kekadian," ungkap Kasat Lantas.
Dijelaskannya, perempuan Irene meninggal dunia di lokasi kejadian akibat luka berat d bagian kepala.
"Sementara lelaki Rivaldi mengalami luka nyeri di bahu, dada serta kedua kakinya lecet," tambahnya.
Ditegaskannya juga, pihaknya sementara menyelidiki kasus ini.
"Unit Laka Lantas sudah mengumpulkan data dari saksi-saksi untuk mencari tahu identitas kedua sepeda motor yang menabrak para korban," tegasnya.
Baca: Kesbangpol Kabupaten Ini Dipersiapkan Naik Status Menjadi Badan
Baca: Berikut Ini Menu-menu yang Tak Cocok Dijadikan Santapan Sahur
Baca: Naikkan Berat Badan Tak Bisa Sembarangan, Ini Lima Tipsnya
Pelaku Melarikan Diri
"Jadi ada dua sepeda motor yang melarikan diri. Sebelumnya salah satu dari dua sepeda motor tersebut menyenggol motor yang ditunggangi korban," ujar Kasat Lantas Polresta Manado AKP Risno Luas.
Ipda Julio Jagratara, Kanit Laka Lantas Polresta Manado menambahkan kecelakaan terjadi di Jalan Ringroad Dua Manado, tepatnya disekitar depan Transmart, pada Senin (13/5/ 2019) sekitar pukul 23.00 Wita
"Sebelum kejadian 2 buah Sepeda motor, bergerak beriringan dari arah Maumbi menuju Persimpangan Transmart dengan kecepatan tinggi dimana kemudian sepeda motor, yang berada di depan menabrak bodi belakang dari sepeda motor korban," katanya
"Kemudian sepeda motor korban terjatuh ke badan jalan. Korban Irene Soenarno terpental lalu ditabrak lagi oleh sepeda motor yang berada di belakang. Kedua Sepeda motor tersebut terus bergerak melarikan diri dari TKP," jelasnya
Irene Soenarno merupakan siswi SMK Negeri 1 Manado dan warga Lingkungan I, Kelurahan Paal Dua Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Provinsi Sulut, tewas di lokasi kekadian setelah tubuhnya ditabrak sepeda motor.
Baca: Tolak Hasil Pemilu, Prabowo Berpotensi Dicatat dalam Sejarah, Sebagai Siapa?
Baca: Prabowo Tolak 3K Pemilu, Ada Aturannya, Mendagri: Jangan Lukai Demokrasi
Baca: Bagi Anda yang Suka Merokok di Bulan Puasa, Berikut Hukumnya Menurut Agama
Firasat Sang ibu
Nova Soenarno, ibu Irene mengaku sempat heran saat acara penamatan pada Senin siang. Saat penyerahan bunga, Irene terus menciumnya.
"Saya merasa bahagia tetapi heran dengan ciuman yang sudah kebanyakan, diberikan Iren dalam penamatan kemarin sebelum ke Megamas. Selain itu tidak punya firasat yang lain, bahwa akan ada kejadian seperti ini,"ucap Nova.
Irene dikenal dengan anak yang baik dan dengar-dengaran, dan aktif dalam keanggotaan sebagai pemuda GMIM.
"Pemakaman rencananya besok, karena sekarang masih menunggu ayahnya dari Gorontalo," tambah ibunya.
Baca: UPDATE Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Kamis Pukul 02.30 WIB, Jokowi-Maruf Raup 56,22 % Suara
Baca: Hasil Final Coppa Italia - Tertahan di Babak Pertama, Lazio Gasak Atalanta usai Turun Minum
Baca: Mesaharati, Tukang Bangunkan Orang Sahur, Pekerjaan yang Sudah Berusia Ribuan Tahun
Ingin Mendaftar ke Politeknik
Lionda Gimon, teman sekelasnya mengatakan mereke berrencan akan mendaftarkan kuliah di Politeknik Manado.
"Saya kaget melihat tadi pagi di grup WA Irene sudah meninggal, sangat sedih ketika melihat di WA. Padahal rencananya kami akan mendaftar, hari ini di Kampus Politeknik Manado," ucap Lionda.
Dia mengungkapkan yang dkenal rajin di sekolah dan gereja ini memiliki kerinduan kuat untuk kuliah.
"Sebelumnya kami sudah mengambil formulir di kampus, jadi hari ini akan mendaftar. Irene anak yang baik suka bergaul, dan sangat suka mengambil bagian dalam kegiatan di sekolah maupun di gereja," tambahnya.
Dia mengungkapkan teman-teman Irene merasa heran dengan sikap korban pada acara penamatan di sekolah
"Dia sangat girang memanggil mereka untuk foto bersama. Tetapi tidak berpikiran, kalau Irene akan pergi secepat ini," jelasnya.
Baca: Bergosip Tak Selamanya Buruk, Ada Manfaatnya juga lho
Baca: Cuplikan Goal PSS Sleman vs Arema FC, Skor 3-1, Goal Ferreira, Rangga Muslim dan Yevhen Bokhashvili
Baca: Ini yang Terjadi Bila Langsung Mandi Setelah Bangun Tidur
Ingin Jadi Pendeta
Selasa 14 Mei Pukul 12.30 Wita , sebuah rumah di Lorong Gardu Induk Ranomut tengah berduka.
Banyak orang yang berdatangan, banyak dari mereka yang terisak-isak sembari mengeluh ke tubuh kaku yang terbaring di peti jenazah.
Itu tubuh Irene Soenarno, Siswi SMK yang meninggal karena kecelakaan di hari kelulusannya.
"ngana cuma ada tidor to" ujar salah seorang dari teman-teman Irene.
"kiapa ngana bagini dang tadi malam sama-sama," keluh yang lain.
Setelah dimasukan ke dalam peti jenazah, tangisan pun pecah. Para pelayat banyak yang menangis sejadi-jadinya.
Air mata tak kuasa dibendung, mengenang betapa orang yang dicintai itu telah tiada. Meninggalkan keluarga, kerabat dan teman-teman.
Di sisi keluarga Irene sendiri, ini adalah duka yang lain.
23 April lalu, oma dari Irene baru selesai 40 puluh hari meninggal dunia.
Sementara di sisi teman-temannya, ada banyak cerita dari Irene yang patut diteladani.
Salah satu yang dituturkan Tessa Mamahit, teman Irene di SMK Negeri 1 Manado.
Kepada wartawan Tribun Manado, Tessa mengungkap pengakuan Irene terhadapnya.
"Irene pernah bilang ingin jadi pendeta," ujar Tessa.
Kata Tessa, sebelum kecelakaan Irene sempat berkata hal yang tidak biasa.
'Waktu itu," kenang Tessa, "saat konvoi di Kawasan Mega Mas Irene sempat berkata kepada kami: ada yang mo tumbang kwa ini kalu keadaan bagini."
Menurut penuturan teman-temannya yang lain, Irene adalah sosok yang baik dan senang bergaul. (tribunmanado.co.id/Fistel Mukuan/Jufry Mantak)
Baca: Konflik dengan Gajah, 200 Warga Tewas, Pemerintah Jual Hewan Ini ke Cina
Baca: Menghisap Vape atau Shisha Saat Berpuasa, Bagaimana Hukumnya, Ya?
Baca: Rusuh Antara Suporter Arema FC dan PSS Sleman, CEO Arema FC: Aksi Itu Dilakukan Oleh Provokator
Baca: PSS Sleman Sukses Kalahkan Arema FC, Skor 3-1 di Laga Perdana Liga 1 2019
Follow juga akun instagram tribunmanado
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube tribunmanadoTV