Kesehatan
Baru Dua Hari Lahir, Bayi Ini Meninggal Lantaran si Ibu Tak Memerhatikan ASI-nya
Butuh waktu bertahun-tahun bagi seorang ibu bernama Jillian Johnson untuk menceritakan kisah kematian anaknya Landon.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Butuh waktu bertahun-tahun bagi seorang ibu bernama Jillian Johnson untuk menceritakan kisah kematian anaknya Landon.
Tak hanya karena sangat terpukul setelah kehilangan anak, ia mengaku juga cemas dan takut dihakimi.
Tapi sekarang Jillian sudah berusaha untuk membuka diri dalam sebuah unggahan blog ‘Fed Is Best’, tentang bagaimana Landon meninggal akibat dehidrasi beberapa hari setelah kelahirannya.
Baca: Hindari 6 Jenis Sayur Ini Untuk Menghindari Gejala Nyeri Asam Urat, Apa Saja Sih?
Baca: Suwit Batu-Gunting-Kertas Bukan Sekadar Keberuntungan, Ini Cara Menurut Sains Biar Menang
Baca: Oma Mona, Sekolahkan Anak dan Cucunya Hingga Sarjana, Sosok Pekerja keras
Dehidrasi yang ternyata menyebabkan bayinya kelaparan dan mati lemas ini tidak disadari oleh sang ibu.
Ia berharap pengalamannya ini akan menyelamatkan keluarga dan orangtua lain agar tak merasakan peristiwa menyakitkan karena kehilangan anak, darah dagingnya.
Padahal selama kehamilan Jillian, ibu baru dan suaminya ini mendidik diri mereka sendiri dalam upaya menjadi orangtua terbaik.
"Kami sudah siap! Atau begitulah yang kami pikir," tulisnya di unggahannya. Karena sangat ingin menjadi orangtua terbaik untuk si buah hati, Jillian sampai mengikuti kelas menyusui.
Baca: Suka Makan Sendirian? Ada Studi, Hal Itu Bisa Timbulkan Masalah Kesehatan
Baca: Makan Gorengan Saat Berbuka Memang Enak, Tapi Hati-hati Kekurangan Nutrisi
Baca: Salah Ucap Saat Puasa, Bisa Penjara Tujuh Tahun
Landon lahir di salah satu Rumah Sakit yang terbilang 'ramah' dalam arti segala sesuatunya diarahkan agar ibu dapat menyusui bayinya secara eksklusif.
Kecuali sang ibu pernah mengalami pembengkakan payudara, kanker atau alasan medis yang serius sehingga tidak bisa menyusui, bayi akan diberi susu formula yang telah diresepkan dokter anak.
Setelah Landon lahir melalui operasi sesar, Jillian secara eksklusif memberi bayinya ASI. Konsultan laktasi pun sempat memeriksa kondisi payudaranya dalam hal produktivitas menghasilkan susu.
Salah satu dari mereka mengatakan bahwa ia mungkin memiliki masalah dalam memproduksi susu.
Baca: BNI Syariah Tandatangani MoU dengan LinkAja Terkait Sistem Pembayaran Digital
Baca: Salah Pilih Teman Bisa Bikin Pinggang Makin Melebar, Kok Bisa?
Baca: Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 per Rabu 02.30 WIB, Empat Provinsi Tuntas
Jillian didiagnosis menderita PCOS (sindrom ovarium polikistik), di mana seorang wanita akan lebih sulit memiliki keseimbangan hormon untuk memproduksi susu.
Tapi Landon terus menangis. Jillian berkata, "Ia (Landon) menangis meskipun ia berada dekat payudara dan saya mulai merawatnya terus-menerus."
Landon dirawat sekitar sembilan jam pada hari pertama kehidupannya.
Setelah sekitar dua hari, si kecil kehilangan hampir 10% dari berat lahirnya, di mana kondisi ini biasanya masih dalam kategori wajar.
Baca: Dialog Kompas TV, Perlu Perbaikan Sistem Rekrutmen KPPS
Baca: Donald Trump Gelar Buka Puasa di Gedung Putih, Sebut Ramadan Waktu Istimewa
Baca: Siswa Tewas Lakalantas Usai Perayaan Kelulusan Sekolah, Anggota DPRD Kritisi Konvoi Ugal-Ugalan
Walau begitu Jillian khawatir Landon tidak mendapatkan cukup ASI, dan ia percaya bahwa profesional medis di sekitarnya mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.
Tapi nyatanya berbanding terbalik. Seperti yang diceritakan dalam unggahannya, Landon mengalami kelaparan parah.
Kurang dari 12 jam setelah orangtua baru ini membawa pulang anak mereka dari rumah sakit (usianya kurang dari tiga hari), Landon mengalami serangan jantung akibat dehidrasi.
"Dan saran terbaik yang diberikan oleh salah satu dokter NICU-nya adalah payudara (ASI) yang pasti adalah yang terbaik,” ungkap Jillian.
Baca: Hanya Lewat Missed Call di WhatsApp, Data di Ponsel Bisa Dicuri
Baca: Golkar Siap Koalisi, Tetty Paruntu Sudah Didekati Partai Lain
Baca: Angka Kasus Penderita Gizi Buruk Turun Drastis
Sayang, Baby Landon akhirnya meninggal dunia setelah beberapa hari berjuang hidup.
Rachel Prete, M.D., seorang dokter anak di Rumah Sakit Arnold Palmer for Children di Orlando mengatakan, ini adalah kasus yang sangat langka.
Menurutnya hal ini "agak aneh" mengingat sebagian besar waktu dokter, perawat, dan konsultan laktasi adalah untuk membantu seorang ibu baru menemukan manajemen laktasi yang baik, termasuk apabila persediaan ASI-nya sedikit.
Sesungguhnya, kebanyakan bayi dapat bertahan dengan jumlah kolostrum yang kecil (cairan kental dan konsentrat yang sering berwarna keemasan dan biasanya masuk pada saat kehamilan lanjut dan muncul di hari-hari pertama kelahiran),
Baca: Melihat Aurat Wanita di Medsos, Batalkah Puasa?
Baca: Ngaku Punya Email Sejak 1987, PM India Diolok-olok Netizen
Baca: Irene Soenarno, Siswi SMK yang Meninggal Kecelakaan di Hari Kelulusan Punya Keinginan Jadi Pendeta
dan sangat normal bagi ibu bahwa ASI-nya memakan waktu beberapa hari sampai keluar dengan sendirinya.
Prete menyarankan ibu baru untuk mencari kolostrum fisik untuk memastikan bayinya diberi makan.
"Ibu harus bisa memeroleh beberapa kolostrum. Minimal satu sendok teh (atau 5 mililiter) per makan sudah cukup," kata Prete seraya menambahkan butuh waktu tiga sampai lima hari agar ASI mulai terproduksi dengan baik.
Ari Brown, MD, FAAP menambahkan, "Walaupun jarang, beberapa perempuan tidak menghasilkan cukup banyak kolostrum atau susu matang karena berbagai penyebab yang mendasarinya."
Baca: Agar Nyamuk Malas Gigit Manusia, Berilah Dia Makan
Baca: Kheisy Kharenia Benne: Kerukunan Toleransi Mewujudkan Sulut Yang Maju dan Sejahtera
Baca: Ancam Anggota Polri, Bilang Kalau Ketemu Bakal Ditikam dengan Pisau, RR Diangkut ke Maporles Tomohon
Ada tanda-tanda peringatan bahwa bayi mungkin mengalami dehidrasi, yang seharusnya diperhatikan orangtua. Berikut tanda-tanda bayi mengalami dehidrasi:
- Ibu tidak bisa mengeluarkan kolostrum atau ASI
- Bayi menunjukkan tanda lapar dan tidak pernah puas, seperti tangisan yang tak dapat dihibur
- Rasa tidak nyaman dan menangis tanpa popok kotor / basah
- Penurunan berat badan
Baca: Wartawan Senior Freddy Roeroe Berpulang, Umbas: Sulut Kehilangan Tokoh Jurnalis Pejuang
Baca: Herly Kapoh Meninggal Dunia, Yamaha Dikendarainya Tabrak Dump Truk yang Diparkir
Baca: Tarif Dipangkas, Saham Garuda Indonesia Turun
Prete mencatat bayi juga harus memiliki periode perasaan puas dan tidur. Orangtua harus mencari kencing dan satu kotoran pada hari pertama setelah kelahiran, dua kali buang air kecil dan dua kali buang air besar pada hari kedua, dan seterusnya.
Prete menyarankan orangtua untuk menindaklanjuti keesokan harinya agar bayi dibawa ke rumah sakit dan ditangani dokter anak, yang dapat menilai status hidrasi bayi.
Baca: Megawati Perbolehkan Demokrat Gabung Koalisi Jokowi
Baca: KPU Tak Permasalahkan Sikap Prabowo
Baca: Prabowo Tulis Surat Wasiat Pilpres, Alumni UI dan Dosen Unsrat Bicara People Power
Pada ibu-ibu yang sedang berjuang dengan menyusui, Prete mengatakan, "Ingatlah bahwa ASI lebih baik daripada tidak sama sekali."
Ia juga merekomendasikan untuk berbicara dengan dokter anak dan mendiskusikan apakah melengkapi dengan susu formula adalah tepat untuk Ibu dan bayi. "Jangan takut untuk meminta bantuan," tutupnya.
Baca: Korban Konvoi Kelulusan, Polisi Bakal Buru Tersangka yang Tabrak Irene Soenarno hingga Meninggal
Baca: Oknum TNI Tersangka Pembunuh Kasir Indomaret Sempat Beli Ransel di Pasar Sebelum Lakukan Aksinya
Baca: 14 Fakta Kematian Irene Soenarno, Siswi SMK yang Ditabrak Motor saat Perayaan Kelulusan
Artikel ini telah tayang di GRIDHEALTH.id dengan judul Bayi Baru Lahir Meninggal Karena Dehidrasi, Sang Ibu Menyesal Karena Tak Memerhatikan ASI-nya