Kecelakaan Maut
Siswa Tewas Lakalantas Usai Perayaan Kelulusan Sekolah, Anggota DPRD Kritisi Konvoi Ugal-Ugalan
Seorang siswi SMK bernama Irene Soenarno (17), tewas di lokasi kejadian setelah tubuhnya ditabrak sepeda motor, Senin (13/5/2019) tengah malam
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO. CO. ID,MANADO - Seorang siswi SMK bernama Irene Soenarno (17), tewas di lokasi kejadian setelah tubuhnya ditabrak sepeda motor, Senin (13/5/2019) tengah malam.
Irene siswi SMK Negeri 1 Manado kecelakaan saat dibonceng pacarnya. Pelajar SMK itu baru alami kecelakaan setelah merayakan kelulusan sekolah dari SMK.
Irene merupakan warga Kelurahan Paal Dua, Lingkungan I, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Baca: Golkar Siap Koalisi, Tetty Paruntu Sudah Didekati Partai Lain
Baca: Angka Kasus Penderita Gizi Buruk Turun Drastis
Baca: Melihat Aurat Wanita di Medsos, Batalkah Puasa?
Irene diduga terlibat lakalantas dengan konvoi sepeda motor ugal-ugalan, polisi masih menyelidiki pelaku penabrakan
Perayaan kelulusan siswa SMA/SMK sebenarnya hal yang wajar.
Anggota DPRD Sulut, Fanny Legoh menyampaikan sudah sejak lama tradisi perayaan kelulusan ini berlangsung.
Biasanya dengan melakukan corat-coret pakaian seragam SMA/SMK.
Jadi persoalan jika ada ekses negatif dari perayaan itu apalagi sampai menghilangkan nyawa
Baca: Ngaku Punya Email Sejak 1987, PM India Diolok-olok Netizen
Baca: Irene Soenarno, Siswi SMK yang Meninggal Kecelakaan di Hari Kelulusan Punya Keinginan Jadi Pendeta
Baca: Agar Nyamuk Malas Gigit Manusia, Berilah Dia Makan
"Kami juga dulu 35 tahun lalu lulus sekolah coret baju kemudian digantung seragam itu untuk kenang-kenangan, " kata Sekretaris Komisi IV DPRD Sulut kepada tribunmanado.co.id, Selasa (14/5/2019).
Tradisi ini wajar saja sebagai bentuk ekspresi kebahagiaan.
"Biasa kita kumpul di sekolah kemudian coret-coret seragam di sana, " ungkap Legislator Sulut terpilih periode 2019-2024.
Tapi belakangan ia menilai, tradisi ini sudah mulai bergeser, dari yang hanya sekadar corat-coret, berkembang lebih euforia seperti konvoi dengan kendaraan di jalan raya.
Baca: Kheisy Kharenia Benne: Kerukunan Toleransi Mewujudkan Sulut Yang Maju dan Sejahtera
Baca: Ancam Anggota Polri, Bilang Kalau Ketemu Bakal Ditikam dengan Pisau, RR Diangkut ke Maporles Tomohon
Baca: Wartawan Senior Freddy Roeroe Berpulang, Umbas: Sulut Kehilangan Tokoh Jurnalis Pejuang
Bahkan menjurus ke ugal-ugalan, bahayanya lagi konvoi kerap membahayakan jiwa tanpa perlengkapan keselamatan kendaraan.
"Masalah ini yang belakangan ini sulit dicegah sekolah bahkan aparat, " kata dia.
Harusnya lebih serius lagi mengontrol jangan sampai perayaan kelulusan jadi euforia berlebihan.