Politik
Ferdinand Hutahaean Sebut Tak Pernah Tahu Beliau Anggota Kubu 02, Arief Poyouno?
Polemik pernyataab Wakil Ketua Umum Gerindra Areif Poyouno soal menyuruh Demokrat keluar dari koalisi 02 ditanggapi Pihak Demokrat.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepala Divisi Advoasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean justru mempertanyakan siapa sebenarnya Arief Poyuono yang diketahui sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
Hal itu dipertanyakan Ferdinand dalam menanggapi pernyataan Arief Poyuono yang meminta Demokrat supaya mundur dari Koalisi Adil Makmur.
Diketahui bahwa permintaan itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono.
Terkait itu, bahkan Ferdinand mengatakan bahwa permintaan tersebut tak digubris oleh pihaknya.
Hal itu disampaikan Ferdinand melalui tayangan Prime News di CNN Indonesia, Sabtu (11/5/2019).
"Tapi kalau tuduhan meminta keluar dari kolisi sama sekali tidak kami gubris," ujar Ferdinand.
"Karena bagi kami Partai Demokrat, ya mohon maaf sebetulnya Arief Poyuono ini kami pertanyakan siapa sih sebetulnya,' sambungnya.
Selain itu Ferdinand mengaku, selama pemilu ia tidak pernah bertemu dengan Arief Poyuono saat berada di kediaman Prabowo.

Menurutnya, jika benar sebagai elite maka Arief Poyuono seharusnya sering berada di rumah Prabowo untuk memperkuat dukungan kepada kubu 02.
"Karena saya pribadi, puluhan kali saya wara-wiri ke Kertanegara dan ke kediaman Pak Prabowo selama proses pemilu ini, saya tidak pernah melihat Poyuono di sana," kata Ferdinand.
"Di BPN pun tidak ada."
"Jadi siapa dia sebetulnya?" tambahnya.
Untuk itu Ferdinand menegaskan Demokrat tidak menganggap terlalu serius soal permintaan Arief Poyuono tersebut.
Namun, mengenai tudingan Arief Poyuono yang menyebut Jokowi memberikan jaminan hukum kepada keluarga SBY ditanggapi serius oleh partai belambang mercy itu.
Ferdinand juga menegaskan, hubungan antara Demokrat dan Gerindra selama ini masih terjalin dengan baik.
"Kami tidak menemukan Arief Poyuono ini sebagai seseorang yang penting di Gerindra," kata Ferdinand.
"Sehingga hubungan antara Demokrat secara partai dengan Gerindra tidak ada masalah," tandasnya.
Simak videonya dari menit 7.40:
Baca: Cerminan Orde Baru, Permintaan Komnas HAM untuk Bubarkan Tim Asisten Hukum Pemilu, Ini Alasannya
Baca: Soal Arief Poyouno: Demokrat Buat Suara Prabowo Menurun, Begini Respons Gerindra
Baca: Diasingkan dari Koalisi & Singgung Gerindra, Demokrat Ambil Tindakan Usai Pilpres
Arief Puyuono Tuding Demokrat
Sebelumnya, Arief Poyuono menuding Presiden Jokowi memberikan jaminan hukum pada keluarga Ketua Umum Partai Demokrat SBY yang ia sebut banyak terlibat kasus korupsi.
Arief mencontohkan kasus korupsi proyek Hambalang.
"Saya tahu kok kenapa kayak undur-undur, maklum belum clear jaminan hukum dari Kangmas Joko Widodo bagi keluarga SBY yang diduga banyak terlibat kasus korupsi, kayak kasus korupsi proyek Hambalang," kata Arief.
Hal tersebut kemudian membuat Arief meminta agar Partai Demokrat keluar saja dari Koalisi 02.
"Demokrat sebaiknya keluar saja dari Koalisi Adil Makmur. Jangan elitenya dan Ketum kayak serangga undur-undur ya. Mau mundur dari koalisi aja pake mencla mencle segala," ujar dia.
Arief juga menyebutkan bahwa pihaknya tidak keberatan jika nantinya Demokrat keluar dari koalisi Indonesia Adil dan Makmur.
Pasalnya, menurut Arief, Demokrat selama ini juga tidak memberikan pengaruh dalam memenangkan Prabowo-Sandi dalam kontestasi Pilpres 2019.
Arief menilai, keberadaan Partai Demokrat di koalisi justru membuat suara Prabowo-Sandi menurun.
"Monggo keluar aja deh, wong nggak ada pengaruhnya menghasilkan suara Prabowo-Sandi kok selama ini. Malah menurunkan suara lo," papar Arief.
Minta ditegur
Sementara Ketua DPP Demokrat, Jansen Sitindaon meminta pimpinan Gerindra untuk menegur Arief Poyuono terkait pernyataannya.
"Sebagai sesama rekan koalisi kami menyarankan kepada Gerindra untuk mengingatkan orang semirip Poyuono ini untuk tidak kalap dan kampungan," ujar Jansen melalui keterangan tertulisnya, Jumat (10/5/2019) dikutip dari Kompas.com.
Jansen meminta Arief Poyuono untuk introspeksi diri.
Menurutnya, suara Prabowo-Sandi turun akibat ulah orang-orang seperti Arief.
"Harusnya Mas Arief Poyuono ini berkaca diri ya, yang menurunkan suara Prabowo itu ya malah orang-orang sejenis Arief Poyuono ini. Kok malah menuduh kami," tambahnya.
Jansen juga menanggapi tuduhan Arief yang menyebut SBY meminta perlindungan hukum kepada Jokowi atas kasus korupsi.
Arief dianggap telah menuduh dua presiden sekaligus dalam pernyatannya.
"Karena dia telah menuduh dua presiden sekaligus. Presiden Jokowi melakukan pembiaran hukum dan Presiden SBY Korupsi," kata dia.
Jansen kemudian mempertanyakan apakah pernyataan Arief tersebut mewakili Pravowo atau hanya sekedar pernyataan pribadi.
"Pertanyaan kami, pikiran Poyuono menuduh keluarga SBY korupsi ini mewakili pikiran Prabowo selaku Ketua Umum Gerindra dan pimpinan koalisi atau tidak?" tuturnya.
Jika pernyataan Arief tersebut mewakili Prabowo, Jansen menganggap hal itu menjadi persoalan yang serius.
Namun jika tidak, Jansen meminta agar Gerindra memberikan teguran kepada Arief Poyuono dan meminta maaf.
Tanggapan lain juga datang dari calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno.
Sandiaga menyayangkan pernyataan Arief Poyuono tersebut.

Menurutnya, di bulan suci Ramadhan ini harus digunakan untuk memberikan pernyataan yang sejuk.
"Saya mengkritisi Pak Arief. Ini bulan suci Ramadhan harus memberi pernyataan yang sejuk. Kalimat seperti itu tidak senada dengan bulan Ramadhan yang bulan silaturahim, saya menyayangkan," kata Sandiaga di gedung Pandan Sari, Jalan Pusdika, Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Jumat (10/5/2019) dikutip dari Kompas.com.
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut menilai, pernyataan Arief tidak sesuai dengan apa yang terjadi di dalam koalisi.
Hingga saat ini, komunikasi antara partai koalisi dan elit Demokrat masih terjalin dengan baik.
“Koalisi kami solid. Alhmadulillah solid sama Pak Syarief Hasan (Wakil Ketua Umum Partai Demokrat) juga,” kata Sandi.
Baca: Prabowo Sampaikan Dukacita Atas Meninggalnya Petugas KPPS di Desa Suluun Satu
Baca: Diduga Kelelahan, Satu Petugas KPPS di Minsel Meninggal Dunia
Baca: Soal Banyaknya Petugas KPPS yang Meninggal Usai Pemilu 2019, Ini Kritikan Pedas Mulan Jameela
Baca: Ratusan Petugas KPPS Berpulang saat Tugas Pemilu, Fadli Zon Singgung Kasus Kopi Beracun Mirna
Baca: Ratusan Petugas Meninggal di Pemilu 2019, Claudia Sangari Berharap Ada Evaluasi di 2024
Berita Terpopuler:
Baca: Video Klarifikasi Dheva Suprayoga yang Dikaitkan dengan Pria yang Ingin Memenggal Kepala Jokowi
Baca: Oknum TNI Diduga Mutilasi Kasir Indomaret di Penginapan, Terungkap Ada 2 Pria Sewa Kamar yang Sama!
Baca: Wanita 20 Tahun Diperkosa 5 Pria di Depan Suaminya, Suami Gambarkan Apa yang Disebut 3 Jam di Neraka
Baca: Gibran Rakabuming Raka Angkat Bicara Soal Video Viral Pemuda yang Ancam Penggal Kepala Presiden
Baca: TERBARU Real Count KPU Pileg 2019 Jumat 10 Mei, Persaingan Ketat di Posisi Kedua, Demokrat Terkejar
Baca: 3 Tahun Kepemimpinan, Ini Jawaban Vicky Mor Tentang Suksesi:Sabar Tunggu Saja Hasil Pileg
Baca: Dua Mantan Gubernur Gagal Masuk Parlemen Anggota DPR RI, Dikalahkan Anggota Keluarga Kalla & Amin
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Politisi Demokrat: Siapa Arief Poyuono? Saya Tak Pernah Lihat Dia di BPN atau Kediaman Pak Prabowo