PDIP Mainkan ‘Kartu As’ di Manado: Felly-Ai-Imba Jadi Ancaman: Max dan Maurits Pecah Kongsi
Perebutan kekuasaan di Kota Manado, bakal panas. PDIP, Partai Nasdem, Golkar dan Demokrat mulai unjuk kekuatan jelang Pilkada Serentak 2020.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Riskan Bila Tidak Berkoalisi
Mengacu pada UU No 10 tahun 2016 tentang Pilkada, PDIP bisa mengusung kader sendiri baik untuk calon kepala daerah maupun calon wakil kepala daerah.
Namun agak riskan jika PDIP hanya mengandalkan pasangan dari kader yang sama.
Alasannya Kota Manado itu berbeda dengan daerah lain. Manado itu multietnik, multipolitik dan multiagama. Sehingga agak riskan jika tidak berkoalisi atau mengandung kekuatan lain.
Bisa saja calon wali kota dan calon wakil wali kota berasal dari PDIP, namun perlu kombinasi etnik atau agama.
Untuk legislator terpilih, agak meragukan kualitasnya. Banyak caleg terpilih yang tidak punya kapasitas dalam menjalankan tugas dewan. Banyak di antara mereka yang hanya andalkan
popularitas saja bahkan uang. Jadi kapasitas mereka diragukan.
Ditakutkan para anggota dewan baru ini ‘dibodohi’ oleh eksekutif. Eksekutif punya kemampuan mumpuni karena meniti karier berjenjang. Mereka sudah punya pengalaman dan inilah yang bakalan dihadapi para anggota dewan baru.
Kalau para anggota dewan baru ini akan menjalani pelatihan, akan boros anggaran. Meski demikian, tak dipungkiri masih banyak anggota dewan baru yang mumpuni. Mereka bisa menjalankan tugasnya sebagai legislatif. (art)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/11andrei-angouw.jpg)