Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2019

Bara Hasibuan: 'Saya Lakukan Ini Semua Untuk Mengembalikan Roh PAN Itu Sendiri', Pasca Dukung Jokowi

Diketahui, Bara Hasibuan mendukung Jokowi-Maruf Amin dalam Pilpres 2019.

Editor:
Tribun manado / Christian Wayongkere
Bara Hasibuan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Wakil Sekretaris Jenderal PAN Soni Sumarsono mengatakan petisi pemecatan Bara Hasibuan muncul karena sikap politiknya berseberangan dengan PAN.

Diketahui, Bara Hasibuan mendukung Jokowi-Maruf Amin dalam Pilpres 2019.

Padahal, PAN telah mendeklarasikan untuk mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Melansir dari Kompas.com, Bara Hasibuan mengaku memang mendukung Jokowi-Maruf Amin.

Namun, sikap politiknya itu, kata Bara, tidak menyalahi aturan partai.

"Jadi saya merasa apa yang saya lakukan tidak salah ya. Saya lakukan ini semua untuk mengembalikan roh PAN itu sendiri," ucap Bara Hasibuan ketika dihubungi, Minggu (28/4/2019).

Menurut Bara Hasibuan, hal yang dilakukannya sesuai dengan nilai-nilai dasar PAN ketika didirikan.

Seperti diketahui, Bara Hasibuan adalah salah satu pendiri PAN.

Ia mengaku memahami tujuan yang ingin dicapai PAN saat pertama kali berdiri.

Maka dari itu, Bara Hasibuan mengatakan sangat memahami bentuk pelanggaran terhadap AD/ART partai.

Dukungannya terhadap Jokowi bukan bentuk pelanggaran.

Ia juga tidak melakukan kampanye untuk Jokowi walaupun mendukung capres nomor urut 01 tersebut.

"Saya minta mereka semua ini belajar dulu sejarah sebelum mereka memberikan judgement kepada saya, penilaian atau tuntutan untuk meminta saya dipecat," lanjutnya.

Menurut Bara Hasibuan, petisi pemecatan dirinya kali ini bukanlah yang pertama.

Dalam petisi pemecatannya karena mendukung Jokowi, Bara mengatakan ditandatangani oleh pengurus yang bukan pendiri PAN.

"Tidak ada satu pun yang tanda tangan itu ikut mendirikan PAN. Saya paham betul platform partai ini, saya ikut menulis platform partai ini, saya paham betul jiwa partai ini, soul partai ini," katanya.

Dihubungi di waktu yang berbeda, Soni Sumarsono mengatakan petisi pemecatan Bara beredar di internal PAN.

Soni mengatakan, kader yang berbeda sikap dengan partai harus mendapat sanksi tegas.

Baca: Bara Hasibuan Lawan Pernyataan Amien Rais, Tegaskan PAN Tak Ikut Gerakan People Power

Baca: Prajurit AS Asli Ponorogo Emosional Kembali ke Indonesia

Baca: Warga Sindulang Tewas Terjatuh Saat Bekerja di Jembatan Torosik Bolsel

Menurutnya, elite partai seharusnya memberikan contoh yang baik.

Elite partai harus taat terhadap keputusan partai.

Selama ini, Bara Hasibuan memang kerap menunjukkan sikap berbeda dengan keputusan partainya.

Saat ada kader PAN di daerah yang menyatakan dukungan terhadap Jokowi-Maruf Amin, Bara Hasibuan justru cenderung membela mereka.

Tidak kampanye untuk Jokowi

Bara Hasibuan merasa tidak bersalah karena dukungannya selama ini kepada pasangan Jokowi-Maruf Amin tidak pernah dilakukan dalam bentuk kampanye.

"Saya kan tidak pernah berkampanye untuk Jokowi. Saya juga bukan bagian dari tim kampanye Jokowi," ujar Bara ketika dihubungi, Minggu (28/4/2019).

Menurut Bara, dukungannya kepada Jokowi adalah sikap pribadi. Dia tidak pernah mengatasnamakan partai dan tidak terlibat aktif dalam pemenangan Jokowi.

Ia juga merasa tidak melanggar aturan dan kesepakatan rakernas PAN.

"Saya selama ini sibuk dengan kegiatan saya di dapil. Saya sibuk berusaha memenangkan kursi saya di Sulawesi Utara. Jadi tidak ada yang dilanggar. Apa yang dilanggar?" kata Bara.

Bima Arya juga dukung Jokowi-Maruf Amin

Wali Kota Bogor terpilih, Bima Arya Sugiarto, secara terang-terangan mendukung pasangan Jokowi-Maruf Amin pada pIlpres 2019.

Dukungan itu ditujukan secara terang-terangan oleh Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) dalam acara bertajuk 'Speak Up Satukan Suara' yang berlangsung di Puri Begawan, Jumat (12/4/2019) malam/

Bima Arya Sugiarto pun mengaku siap menerima segala konsekuensinya atas pilihannya itu meski sikap politiknya berseberangan dengan sikap partai.

"Insya Allah, saya siap dengan segala risikonya," kata Bima Arya Sugiarto, saat dihubungi, Sabtu (13/4/2019).

Bima Arya Sugiarto juga mengungkapkan kekecewaannya ketika hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN beberapa waktu lalu, partainya justru lebih memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Padahal, menurut dia, PAN adalah partai yang lahir dari rahim reformasi dengan platform nasionalis dan pluralis.

PAN, lanjut Bima Arya Sugiarto, adalah partai tengah yang menjunjung tinggi keberagaman.

Baginya, jika bicara soal platform partai, semestinya PAN menjatuhkan pilihan kepada Jokowi, bukan yang lain.

Sebab itu, Bima Arya Sugiarto memutuskan untuk menyampaikan secara terbuka soal pilihan politiknya itu pasca-lepas jabatan sebagai Wali Kota Bogor yang habis pada 7 April 2019.

"Pak Zul (Ketum PAN) sudah tahu kalau saya memilih berbeda dengan partai. Tapi karena ketika itu saya masih aktif sebagai kepala daerah, saya sampaikan tidak akan terbuka," ujarnya.

"Tapi hari ini, saya adalah warga biasa, bukan kepala daerah. Hari ini saya seorang kader partai yang memilih dengan segala risikonya untuk berbeda dengan garis partai. Saya meyakini PAN adalah partai tengah, yaitu partai yang menjunjung tinggi keberagaman," ujar dia.

Tautan: http://jabar.tribunnews.com/2019/04/29/dukung-jokowi-berujung-petisi-pemecatan-bara-hasibuan-mengaku-tidak-salah?page=all

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved