Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2019

UPDATE! Hasil Survei Terakhir Elektabilitas Capres dan Cawapres di Pilpres 2019, Siapa yang Unggul?

Pemilu 17 April 2019 tinggal 4 hari lagi. Sejumlah lembaga survei terus merilis elektabilitas pasangan capres-cawapres.

Editor:
Tribun Jabar
Pasangan Calon Presiden Jokowi dan Prabowo 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemilu 17 April 2019 tinggal 4 hari lagi. Sejumlah lembaga survei terus merilis elektabilitas pasangan capres-cawapres.

Ada yang hasil survei yang menyebut Joko Widodo - KH Maruf Amin unggul.

Dan ada juga lembaga survei yang mengungkap hasil surveinya bahwa Prabowo Subianto - Sandiaga Uno menang.

Bagaimana dengan Jawa Barat yang jumlah pemilihnya terbanyak di Indonesia? 

Pengamat politik Universeitas Parahyangan (Unpar) Asep Warlan menjawab secara lengkap.

Simak selengkapnya di sini:

13 Lembaga Survei

Sejumlah lembaga survei merilis temuan mereka tentang elektabilitas Jokowi - Maruf Amin dan Prabowo - Sandiaga.

Terbaru, Kamis (11/4/2019) kemarin, Lembaga Survei Cyrus Network merilis hasil survei elektabilitas pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2019.

Berdasarkan hasil sigi Survei Cyrus, pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin disebut unggul dua digit dari pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"(Sebesar) 56,4% memilih Jokowi-Ma'ruf Amin, 38,1% memilih Prabowo-Sandiaga. (Sebanyak) 3,2% belum memutuskan, 0,7% tidak memilih, 1,6% tidak menjawab," kata CEO Cyrus Network Hasan Nasbi dalam keterangannya, Kamis (11/4/2019).

Sehari sebelumnya, Voxpol Center Research and Consulting juga merilis hasil survei elektabilitas pada H-7 pelaksanaan Pilpres 2019.

Hasilnya pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul tipis 5,5% dibanding Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Rabu (10/4/2019) giliran Lembaga survei Indomatrik mengeluarkan hasil surveinya.

Jika ditotal, setidaknya ada 13 Lembaga Survei yang mengeluarkan temuan mereka terkait elektabilitas masing-masing capres-cawapres.

Sembilan di antaranya (Voxpol, Charta Politika, Lembaga Indikator Politik, LSI Denny JA, Indobarometer, Polmatrix, Survei Indodata, Survei Cyrus, dan Roy Morgan) mengunggulkan Jokowi-Maruf Amin.

Dan 4 sisanya (Puskaptis, Indomatrik, Internal BPN, dan Survei Precision Public Policy Polling atau PPPP) memenangkan Prabowo-Sandiaga.

Survei Cyrus

Berdasarkan hasil sigi Survei Cyrus, pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin disebut unggul dua digit dari pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

CEO Cyrus Network Hasan Nasbi menerangkan, tingkat elektabilitas diambil dengan berdasarkan simulasi kertas suara.

Pertanyaan yang diajukan ke responden adalah 'Jika Anda saat ini sedang berada di dalam tempat pemungutan suara, dan di depan Anda ada kertas suara dengan dua pasangan capres-cawapres seperti di bawah ini, siapakah yang akan Anda pilih?'

Sebanyak 79,0% persen responden mengaku telah menetapkan pilihan.

Baca: Dahlan Iskan Berikan Pernyataan Dukung Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres 2019, Ini Alasannya!

Baca: 5 Fakta Gadis Kembar Diperkosa Ayah Tiri di Bolsel: Digilir Siang Malam hingga Ingin Bunuh Diri

Baca: 4 Video Mesum Sesama Kepala Dinas Terbongkar, Istri Langsung Bertindak dan Lapor Polisi

"(Sebesar) 56,4% memilih Jokowi-Ma'ruf Amin, 38,1% memilih Prabowo-Sandiaga. (Sebanyak) 3,2% belum memutuskan, 0,7% tidak memilih, 1,6% tidak menjawab," kata Hasan dalam keterangannya, Kamis (11/4/2019).

"(Sebanyak) 6,8 persen responden pemilih Jokowi masih mungkin mengubah pilihannya, sementara di sisi lain, ada 7,3% pemilih Prabowo yang masih mungkin mengubah pilihan," ujar Hasan.

Indomatrik

Hasil survei Indomatrik menunjukkan elektabilitas pasangan calon (paslon) nomor 02, Prabowo-Sandi justru unggul dari pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Berdasarkan data hasil survei, pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan simpati publik sebesar 51,07 persen, sedangkan pasangan Joko W-Ma'ruf A 43,92 persen," kata Direktur Riset Lembaga Survei Indomatrik, Syahruddin Ys di Hotel Ibis Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2019).

"Sementara mereka yang belum menentukan atau swing voter tapi akan berpartisipasi dalam pilpres sekitar 5,01 persen. Dengan demikian perbedaan tingkat elektabilitas sekitar 7,15 persen," imbuhnya.

Syahruddin memaparkan alasan masyarakat memilih kedua pasang capres-cawapres.

Mereka yang memilih Prabowo-Sandi, beralasan karena paslon 02 itu terlihat lebih tegas dan berwibawa.

Selain itu, masyarakat menginginkan adanya perubahan dan memiliki pemimpin yang inovatif untuk memperbaiki kondisi ekonomi.

Sementara, Jokowi dinilai tidak menepati janji kampanye pilpres 2014.

"Elektabilitas Prabowo-Sandi bertengger di angka 51,07 persen ini disebabkan dari beberapa alasan yang diungkap masyarakat Indonesia, di antaranya alasan menginginkan perubahan, menginginkan presiden baru, mampu memperbaiki ekonomi, mampu membawa Indonesia lebih baik ke depan, dan figur Prabowo-Sandi yang dipandang berkarakter tegas dan berwibawa," paparnya.

"Kurun 4,5 tahun banyak yang anggap rendahnya kinerja Jokowi dan janji-janjinya dan banyaknya koalisi yang tertangkap tangan itulah yang buat menurun," sambungnya.

Syahruddin menuturkan Jokowi-Ma'ruf Amin mengalami penurunan elektabilitas dari survei bulan Desember 2018 dengan 47,97 persen menjadi 43,92 persen.

Sebaliknya, Prabowo-Sandi, kata dia, menunjukkan tren positif dari bulan Desember sebesar 44,04 persen menjadi 51,07 persen.

"Ada kenaikan sudah saya sebutkan setelah melihat agenda kampanye mereka sudah melihat dan menilai ada tren yang turun dan naik. Yang turun adalah Jokowi-Ma'ruf sedangkan Prabowo-Sandi kecenderungan semakin meningkat terus," pungkasnya.

Survei Indomatrik ini dilakukan pada 24-31 Maret dengan jumlah responden sebanyak 2.100 yang tersebar di 34 provinsi.

Indodata vs Puskaptis

Sembilan hari jelang pencoblosan, lembaga survei Indodata dan Puskaptis merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Pilpres 2019.

Hasilnya cukup mengejutkan, karena apa yang ditemukan kedua lembaga tersebut justru bertolak belakang. Puskaptis menyatakan, pasangan Prabowo-Sandiaga unggul dan menguasai perolehan suara di lima provinsi di Pulau Jawa.

Sementara Indodata menyebut, dari hasil survei yang dilakukan pada 24 Maret-7 April 2019 terhadap 1.200 responden menunjukan Paslon nomor urut 01, Jokowi - Maruf masih unggul 54,8 persen.

Paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga dengan 32,5 persen. Sedangkan, sebanyak 12,7 persen tidak menjawab/tidak tahu.

Berikut paparan dari lembaga survei tersebut yang dirangkum Tribunnews.com.

Survei Indodata

Direktur Eksekutif Indodata, Danis T Saputra mengatakan, hasil yang mereka dapatkan bahwa Jokowi-Amin masih unggul itu tercermin dari pertanyaan survei yang dilakukan secara door to door.

"Kami menanyakan Bapak/Ibu jika Pilpres dilakukan hari ini, siapa yang akan dipilih?" kata Danis dalam rilis di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019).

"Hasilnya menunjukan pasangan Jokowi-Ma'ruf 54,8 persen. Prabowo Sandi 32,5 persen. Sedangkan sisanya menjawab tidak tahu atau tidak menjawab," tambahnya.

Danis lalu menjabarkan jika pemilih yang tidak menjawab atau tidak tahu dihilangkan dalam survei. Hasilnya masih menunjukan bahwa Paslon 01 masih unggul dari Paslon 02.

"Jika ini tidak dihitung tanpa pilih yang tidak tahu atau tidak menjawab kita hilangkan lalu kita kadikan itu 100 persen maka Prabowo-Sandi 37,2 persen sedangkan Jokowi-Maruf 62,8 persen," ungkap Danis.

Selain itu, ia juga menyebut, dalam survei juga menanyakan alasan kenapa Bapak/Ibu memilih calon presiden dan calon wakil presiden?

"Sebagian besar mengatakan capres/cawapres memiliki kinerja yg baik, sesuai dengan keyakinan, merakyat, kharismatik dan lain-lain," tambahnya.

Diketahui, survei yang dilakukan pada 24 Maret-7 April 2019 terhadap 1.200 responden.

Margine of error kurang lebih 2,83 persen. Dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei Puskaptis: Prabowo unggul

Lembaga survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) merilis hasil survei elektabilitas calon presiden dan wakil presiden 2019.

Puskaptis memaparkan, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno unggul tipis yakni 47,59 persen sementara dari Jokowi - Maaruf Amin 45,37 persen.

Ia mengatakan elektabilitas Prabowo-Sandiaga yang unggul dari Jokowi-Maaruf, diungkap publik dengan berbagai alasan diantaranya menginginkan perubahan dan presiden baru.

"Sosok keduanya dipandang mampu memperbaiki kondisi ekonomi saat ini serta memiliki karakter tegas dan berwibawa.

Meski demikian, dari hasil survei yang sama menunjukan bahwa 50 persen masyarakat puas terhadap citra kepemimpinan Jokowi.

"Perbedaan tingkat elektabilitas yang ketat ini dapat disimpulkan kedua pasangan punya peluang yang sama dalam memenangkan pertarungan. Namun dengan dengan keunggulan 2,14 persen, Prabowo-Sandiaga, berpeluang besar menangkan pertarungan di 17 April 2019," ucap Husin.

Survei dilakukan pada 26 Maret - 2 April 2019, yang diklaim dilakukan secara proporsional di 34 provinsi, dengan jumlah responden sebanyak 2.100 berusia 17 tahun atau di atasnya dan telah menikah, serta tersebar baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Survei dilakukan dengan Metode Multistage Random Sampling dan margin error kurang lebih 2,4 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat masih menjadi andalan lumbung suara pada Pemilu dan Pilpres 2019.

Pengamat Politik Universeitas Parahyangan, Asep Warlan menjelaskan, Jabar menjadi provinsi dengan jumlah DPT terbanyak, yakni sekitar 33 juta pemilih.

Sehingga Jawa Barat menjadi medan pertempuran sengit bagi pasangan capres-cawapres 01 dan paslon capres-cawapres 02, selain Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.

Capres 01 Joko Widodo terlihat berusaha keras mengalahkan perolehan suara Capres 02 yang diprediksi masih unggul di Jawa Barat.

Pada Pilpres 2014, Jawa Barat dimenangi Prabowo Subianto dengan suara mencapai 61 persen.

"Mereka (Capres dan Cawapres 02) akan mempertahankan suara perolehan pada 2014 lalu, mereka akan berjuang paling tidak menambahkan itu," ujar Asep Warlan.

Menurutnya, persaingan kedua Capres sangatlah menarik di Jawa Barat.

Joko Widodo sangat intens mengunjungi Jawa Barat saat masa kampanye.

"Prabowo bertahan sedangkan Jokowi merebut, siapa yang paling unggul dari bertahan atau merebut? itu tergantung dari strateginya, visi misinya," ujar Asep Warlan.

Asep Warlan membenarkan sejumlah hasil suvei yang menyebut milenial di Jawa Barat lebih mendukung Capres 02.

Kesuksesan Prabowo-Sandiaga di Jawa Barat, bisa dilihat saat kampanye di Jawa Barat, yang terlihat massa begitu banyak

"Mereka melihat dari sisi suksesnya penggalangan suara pada Pilpres 2014, jadi itu sebuah modal dasar bagi mereka. Itu yang membuat Jabar diprediksi masih unggul suara apres 02," ujar Asep Warlan.

Bebeda dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang masih dikuasai oleh Capres 01.

Namun Asep Warlan memprediksi, sekitar 20 hingga 30% masih ada masyarakat yang bimbang untuk memutuskan siapa calonnya.

Terutama kaum milenial, hingga warga perkotaan seperti di Bekasi, Bogor, Depok, dan Bandung.

Kalau keraguan itu bisa diperjuangkan oleh masing-masing calon, maka capres-cawapres bisa memperoleh kemenangan yang cukup tinggi di Jawa Barat.

Asep Warlan menyebut, masih besarnya keraguan masyarakat tersebut dimaksimalkan oleh

Diakhir masa kampanyenya, Jokowi lebih intens mengunjungi wilayah Jawa Barat.

Seperti kampanye yang digelar mendadak ke Sukabumi, serta wilayah Depok, pada Kamis (11/4/2019).

Untuk wilayah di Jawa Barat, melihat peta 2014 lalu, kubu Joko Widodo menguasai wilayah Jawa Barat bagian utara, seperti Karawang, Subang, Purwakarta, Cirebon, dan Majalengka.

Sedangkan kubu Prabowo Subianto lebih banyak di wilayah Jawa Barat bagian tengah, bagian barat, dan selatan, seperti Bandung dan Cimahi.

Tautan: http://jabar.tribunnews.com/2019/04/13/jokowi-vs-prabowo-di-13-survei-terakhir?page=all

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved