Gunung Karangetang Bergemuruh, Terdengar hingga Pos Pantau
Aktivitas kegempaan semisal guguran, hembusan, tremor harmonik, hybrid, vulkanik dangkal, tektonik jauh, dan microtremor masih terus terjadi.
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: maximus conterius
Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID, SIAU - Suara gemuruh terdengar hingga ke pos pantau Gunung Api Karangetang di Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Minggu (13/1/2019).
Pada pagi hari saat visual gunung masih belum tertutup kabut, terlihat asap kawah bertekanan kuat berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 500 meter di atas puncak kawah.
Sementara asap kawah II berwarna putih, tekanan gas sedang sekitar 150 meter.
Suara gemuruh lemah sampai agak kuat terdengar sampai di pos.
"Guguran lava pijar tampak jelas dari puncak kawah sering terjadi yang meluncur ke kali Batuare sekitar 1.000-2.000 meter. Sedangkan ke kali Sumpihi dan Kiawang hanya sesekali terjadi sekitar 700 -1.000 meter," jelas Yudia Tatipang, Kepala Pos Pantau Gunung Karangetang.
Baca: Gunung Karangetang Keluarkan Lahar Masyarakat dan Wisatawan Dilarang Mendaki
Baca: Asap Kawah Putih Setinggi 600 Meter Terlihat di Gunung Karangetang
Baca: Karangetang Berstatus Siaga Darurat, Petugas Pos Sulit Pantau Puncak Gunung
Baca: Satus Erupsi Gunung Karangetang Naik Menjadi Siaga Darurat
Baca: Dua Puncak Karangetang Keluarkan Asap Putih, Rerumputan di Bukit Arengkambing Mengering
Aktivitas kegempaan semisal guguran, hembusan, tremor harmonik, hybrid, vulkanik dangkal, tektonik jauh, dan microtremor masih terus terjadi.
"Untuk status masih siaga atau level III," jelasnya.
Dengan status tersebut, masyarakat dan pengunjung tetap diminta untuk tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam radius 2,5 kilometer dari kawah II (kawah utara) dan kawah utama (kawah Selatan) ke arah Utara-
Timur-Selatan-Barat dan radius 3 kilometer ke arah Barat Laut.
Mereka yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.
"Masyarakat kami anjurkan untuk menyiapkan masker penutup hidung dan mulut mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu," ujarnya. (*)