Satus Erupsi Gunung Karangetang Naik Menjadi Siaga Darurat
Pemberlakuan status baru siaga darurat akan berlaku selama tiga bulan ke depan atau 90 hari.
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: maximus conterius
Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID, SIAU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sitaro menetapkan status siaga darurat erupsi untuk Gunung Karangetang, Rabu (9/1/2019).
Status tersebut naik dari sebelumnya Level III atau siaga.
Pemberlakuan status baru siaga darurat akan berlaku selama tiga bulan ke depan atau 90 hari.
"Surat keputusannya sudah ditandatangani oleh Bupati Sitaro," jelas Bob Wauten, Kepala BPBD Sitaro.
Status tersebut berubah setelah pada 8 Januari kemarin, BPBD melakukan pertemuan bersama dengan petugas di Pos Pengamatan Gunung Karangetang. Mereka melihat pada dampak dari erupsi tersebut.
Baca: Dua Puncak Karangetang Keluarkan Asap Putih, Rerumputan di Bukit Arengkambing Mengering
Wuaten mengatakan, dengan status tersebut BPBD sudah siap siaga dengan berbagai risiko bencana alam yang bisa terjadi kapan saja.
"Warga juga diminta untuk tetap waspada, dan menjauhi tempat yang sudah dilarang untuk didekati," jelasnya.
Apapun yang masyarakat ketahui bisa memberikan informasi kepada petugas BPBD, termasuk petugas pantau gunung Karangetang.
Sebelumnya pada pengamatan pukul 13.00 Wita tampak asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 100-150 meter di atas puncak kawah.
"Bau belerang tercium lemah," jelas Yudia Tatipang, Kepala Pos Pantau Gunung Karangetang.
Baca: Status Terkini Gunung Karangetang, Warga Dianjurkan Siapkan Masker
Suara gemuruh terdengar lemah-sedang disertai embusan asap putih kelabu sekitar 200 meter.
"Embusan asap putih kelabu sekitar 200 meter dan abu embusan jatuh di Kampung Beong, Salili, ketebalan tipis," jelasnya.
Rerumputan di tubuh Bukit Arengkambing juga terlihat mengering. Sementara di kawah kawah II terlihat asap putih tipis-sedang sekitar 100-200 meter.
Guguran lava pijar dari puncak Kawah II ditandai dengan kepulan asap ke Selatan yang meluncur ke Kali Batuare sekitar 2000 meter, Kali Sumpihi 700-1000 meter, dan ke Kali Kiawang sekitar 1000 meter.