Pilkada Mitra, Talaud, Minahasa, Sitaro, KK Memanas di FB: Polda Sulut 32 Tangani Kasus
Current issue, cara menumbangkan lawan politik yang kuat lagi tren. Cukup melancarkan negative campaign
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Postingan itu langsung mendapat reaksi beragam dari sejumlah warganet. Ada yang pro dan kontra.
Seperti komentar akun Rolan Bawole. Pada status medsosnya tertulis ‘kelihatan kali bodoknya, biasa sopir kapal tidak perlu masuk di politik’.
Panasnya medsos tak luput dari pengawasan Panwas Kabupaten Sitaro. Komisioner Panwas Fidel Malumbot meminta warganet berhenti menyampaikan berita dan informasi yang hanya merusak pilkada damai.
"Bagi seluruh paslon beserta tim kampanye dan petugas kampanye, laksanakan kampanye dengan pemaparan visi, misi, program, gagasan brilian, tanpa SARA tanpa politik uang. Dan berkontestasilah dengan tetap menjaga etika, kerukunan dan persaudaraan," ungkapnya.
Lanjutnya, saat ini, semakin banyak informasi yang tidak benar digaungkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
"Kita sebagai warga Sitaro yang cinta dengan daerah, hindari informasi berpotensi sebabkan kekacauan, karena akan membuat tatanan politik rusak. Olehnya sangat diharapkan ini dapat menjadi perhatian bagi kita semua," harapnya.
Lebih jauh lagi dia mengatakan, untuk siapa saja yang dengan sengaja menyampaikan informasi yang tidak benar, pastinya akan ditindak sesuai aturan yang berlaku. "Karena menyebarkan informasi hoaks sudah pasti melanggar hukum," akhirnya.
JANGAN LEWATKAN: Pertarungan Mesin Partai PDI-P vs Golkar di Pilkada Minahasa
Sebelumnya, Wakapolres Sangihe Kompol Harris Bingku menegaskan, Pilkada Sitaro mendapatkan pengawasan dari jajaran kepolisian. "Medsos juga sudah dalam pengawasan kepolisian. Nanti menjadi tugas kepolisian untuk mengetahui, mana postingan yang mengandung pidananya, mana yang tidak. Nanti ada undang-undang ITE," akhirnya.
Pilkada Sitaro diikuti empat paslon. Evangelian Sasingen-John Palandung, Ronal Takarendehang-Rudolf Parera, AAB Maliogha-Elians Bawole dan Sisca Salindeho dan Hironimus Makainas.
Pesta demokrasi di Kota Kotamobagu juga tak luput dari aktivitas kampanye di medsos. Bahkan, kedua pendukung paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota nomor urut 1 Tatong Bara-Nayodo Koerniawan dan paslon nomor urut 2 Jainuddin Damopolii-Suharjo Makalalag saling sindir di medsos.
Pada akun Facebook, tim sukses kedua paslon memposting gambar dan menulis status mulai dari kegiatan kampaye sampai blusukan.
Tiap menit bahkan, detik postingan aktivitas dari kedua paslon selalu di-upload. Sehingga menjadi santapan netizen untuk dikomentari.
Komentar dari nitizen beragam mulai dari sindiran terhadap pasangan, memuji bahkan menjatuhkan. Dalam postingan itu komentar mencapai ratusan.
"Status di medsos, yang harus kita awasi bersama. Karena ini awal pemicu perkelahian antara pendukung si A dan si B," ujar Ketua Panwas Kota Kotamobagu Musly Mokoginta, Rabu (28/3/2018).
Kata dia, postingan saling menjatuhkan dan menghina salah satu paslon kian marak di Facebook. Maka akan melakukan koordinasi dengan kepolisian dan KPU Kotamobagu, untuk mengambil langkah pencegahaan, terhadap postingan berbau SARA, hoaks dan pemicu konflik.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/debat-pilkada_20180323_204535.jpg)