MTPJ 4 – 10 Februari 2018
Menjabarkan Trilogi Pembangunan Jemaat: Dipersiapkan dan Diperlengkapi untuk Melayani
Salah satu tugas pokok gereja ialah memperlengkapi warganya agar dapat mengambil bagian dalam pelayanan. Ini merupakan tugas yang penting gereja
TEMA BULANAN : “Penatalayan yang Memiliki Kapabilitas, Integritas dan Komitmen”
TEMA MINGGUAN : “Dipersiapkan dan Diperlengkapi untuk Melayani”
Bacaan Alkitab : Yeremia 1 : 4 – 10
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Salah satu tugas pokok gereja ialah memperlengkapi warganya agar dapat mengambil bagian dalam pelayanan. Ini merupakan tugas yang penting gereja, yang dilakukan secara berkesinam-bungan dan bersinergi yang dimulai dari keluarga, jemaat dan sekolah.
Baca: Data Terkini 109 Ketua Kompelka Pemuda Wilayah Sudah Masuk Kantor Sinode GMIM
Baca: Sudah 110 Ketua Kompelka W/KI GMIM Wilayah yang Masuk. Ini Nominator Ketua W/KI Sinode
Setiap warga gereja berhak mendapatkan pelayanan dan berhak untuk diperlengkapi. Itulah yang dilakukan oleh gereja dengan program-program pelayanan di antaranya Katekisasi. Katekisasi yang dimaksud ialah Katekisasi Calon Sidi Jemaat, Keluarga, Persiapan pernikahan, Katekisasi Sekolah, Katekisasi calon orang tua Baptisan demikian pun dengan Katekisasi untuk Pelayan Khusus, agar mereka dimampukan melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya di dalamnya untuk memperlengkapi anggota jemaat agar mereka mampu untuk melayani.
Selain itu di Komisi Pelayanan Kategorial melalui beberapa program pem-binaan dan perlengkapan anggotasi dijemaat dengan LK3G, LKPG, LTPR dan Penataran Dasar Guru Sekolah Minggu.
Baca: GMIM - Olly Tegaskan Tidak Ada Manipulasi Data Pemilihan Aras Sinode
Berangkat dari pemahaman di atas maka Tema Minggu ini ialah: Dipersiapkan dan diperlengkapi untuk Melayani. Periode pela-yanan boleh berakhir sejalan dengan pengaturan dalam tata gereja, tetapi tugas pelayanan tidak pernah berakhir terus berjalan secara berkesinambungan. Karena ini merupakan tanggung jawab gereja kepada Sang Kepala Gereja, yakni Yesus Kristus.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Yeremia merupakan tokoh yang memiliki peran strategis dalam sejarah kehidupan umat Israel. Kitab Yeremia mengulasnya dalam tulisan-tulisan yang ada, diawali dengan kisah atau cerita di sekitar Yeremia yang dipanggil dan diutus Tuhan. Nabi Yeremia sendiri tampil di medan sejarah bangsa Israel pada saat Israel mengalami pergolakan yang begitu hebat.
Kerajaan Yehuda yang kecil terjebak di tengah-tengah persaingan kerajaan-kerajaan besar yang berusaha menguasai daerah itu. Yeremia melaksanakan pelayanan sebagai nabi selama 40 tahun di Yehuda (Israel Selatan). Pada saat itu Yeremia masih sangat muda, yakni, berusia 20 tahun. Ia bertugas sebagai nabi dimasa pemerintahan raja-raja Yehuda, yakni Yosia bin Amon, Yoyakim bin Yosia, dan Zadekia bin Yosia.
Yeremia sangat menyadari keterbatasannya bahwa ia tidak pandai bicara karena ia masih muda. Dalam bagian ini, Yeremia dengam gamblang mengisahkan bagaimana Tuhan Allah menya-takan rencana bagi umat Israel dengan memilih dia untuk diutus. Sangatlah kelihatan, bagaimana peran Tuhan Allah pada pemi-lihan dan pengutusan Yeremia. Dan ini terjadi karena otoritas Tuhan Allah sangatlah dominan pada cerita atau kisah ini.
Ayat 5 menjelaskan bagaimana jauh sebelumnya, sebelum Yeremia dibetuk dalam rahim ibunya Tuhan Allah telah menyatakan kehendak-Nya. Kata ‘mengenal” hampir sama dengan “memilih” atau “mengasihi”. Dalam Kejadian 18: 19 kata kerja yang sama diterjemahkan dengan “memilih”. Bandingkan juga Mazmur 1:6, “sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.”
Selanjutnya Tuhan menguduskan dan menetapkan Yeremia menjadi seorang nabi bagi bangsa-bangsa. Tugas seorang nabi ialah menerima firman dari Tuhan dan memberitahukannya kepada orang-orang lain (penyambung lidah Allah).
Pada bagian lain, khususnya ayat 6 Yeremia dengan jujur mengakui keberadaannya yang tidak pandai berbicara karena ia masih muda. Ketulusan dan kejujurannya bukan pertanda ia takut ataupun ia tidak bersedia, tetapi perkataanya tertuju pada keterbatasan dan kelemahan yang ia miliki, sebab menurut aturan agama Yahudi seorang imam harus berusia 25 Tahun (Bilangan 8:24).