Editorial
Musim Kenaikan Harga
Rupanya banyak musim di Sulawesi Utara ini.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Rupanya banyak musim di Sulawesi Utara ini. Tidak hanya musim kemarau dan hujan, ada juga musim panen cengkih, musim durian, bahkan ada juga yang menyebut musim falinggir (layang-layang). Dan kini kita akan menghadapi musim kenaikan harga yang dibarengi dengan musim kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dan gas (BBG). Sedangkan musim pemadaman listrik akan kita lihat nanti apakah akan menjadi jenis musim baru di Sulut.
Kenaikan harga yang diikuti kelangkaan BBM/BBG sudah menjadi tradisi tahunan sebelum tradisi hari raya Natal dan Tahun Baru serta Idul Fitri. Penjelasan sementara, kenaikan harga disebabkan karena permintaan (demand) yang tinggi. Namun, apakah kelangkaan juga bisa dijelaskan dari sisi tingginya permintaan itu? Yang pasti, kelangkaan terjadi karena ada pihak- pihak yang ingin mengambil untung lebih dari tradisi hari raya masyarakat. Pihak-pihak itu sengaja menyimpan atau menimbun barang-barang kebutuhan pokok, termasuk BBM dan BBG, dan akan dijual lebih mahal di saat kelangkaan sudah terjadi.
Tribun Manado Kamis, 6 November 2014, kemarin mengabarkan musim kenaikan harga yang sudah mulai terjadi. Meski masih tergolong bisa dijangkau warga, harga-harga bahan kebutuhan pokok sering akan terus naik hingga sehari jelang hari raya. Alasan di balik kenaikan harga tersebut adalah rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Bila baru pada tahap rencana saja harga BBM sudah naik, bagaimana jadinya kalau kenaikan sudah terwujud? Yang pasti semua barang akan naik, termasuk harga jasa. Bila itu bertambah dengan alasan tradisi hari raya, apakah kenaikan harga akan gila-gilaan di Sulut? Mungkin saja itu terjadi.
Tugas pemerintah kali ini cukup berat. Pasalnya pemerintah harus bisa membujuk masyarakat agar tidak panik. Kepanikan hanya akan lebih mengerek harga-harga makin tinggi dan pada akhirnya hanya orang mampu yang dapat merayakan tradisi hari raya.
Namun, membujuk masyarakat dengan kata-kata tidak akan mempan bila sementara di pasar harga bahan-bahan kebutuhan pokok dan hari raya sudah naik. Dibutuhkan tindakan nyata untuk itu. Pemerintah harus mampu menunjukkan bahwa stok tersedia. Juga tim perekonomian daerah mampu bekerja sama dengan kalangan distributor untuk menyediakan barang-barang dengan harga yang terjangkau.
Tak hanya itu, pemerintah dan pihak Kepolisian juga harus mampu mengawasi distribusi barang dan bahan kebutuhan pokok agar tidak ditimbun atau diselundupkan. Masyarakat juga harus dapat bekerja sama untuk memantau bila praktik-praktik liar terjadi dan melaporkannya ke polisi.
Artinya, mencegah kenaikan harga gila-gilaan adalah tugas kita bersama. Pemerintah dan Kepolisian tak akan mampu bekerja sendiri karena kehadiran mereka terbatas. Masyarakat juga harus bisa mencegah hal itu.(*)