Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hasil Survei Litbang Kompas: PDI P, Gerindra Melejit, Golkar dan Demokrat Merosot

Pemilu 2019 yang digelar serentak antara pemilu legislatif dan pemilihan presiden berpotensi menyederhanakan sistem kepartaian di Indonesia.

Editor: Rhendi Umar
capture metrotv
Nomor urut partai politik peserta Pemilu 2019. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemilu 2019 yang digelar serentak antara pemilu legislatif dan pemilihan presiden berpotensi menyederhanakan sistem kepartaian di Indonesia.

Selain naiknya ambang batas parlemen, penyederhanaan itu juga bisa disebabkan oleh adanya efek ekor jas yang hanya dirasakan sebagian partai politik.

Pada Pemilu 2014, ada 10 partai politik (parpol) yang lolos ambang batas parlemen atau untuk dapat kursi di DPR, yang saat itu ditetapkan 3,5 persen dari perolehan suara sah nasional.

Sementara Pemilu 2014 diikuti 12 parpol nasional.

Pada Pemilu 2014, ada 10 partai politik (parpol) yang lolos ambang batas parlemen atau untuk dapat kursi di DPR, yang saat itu ditetapkan 3,5 persen dari perolehan suara sah nasional. Pada Pemilu 2019, ambang batas parlemen naik menjadi 4 persen. Pemilu kali ini diikuti 16 parpol nasional. Sementara Pemilu 2014 diikuti 12 parpol nasional.
Pada Pemilu 2014, ada 10 partai politik (parpol) yang lolos ambang batas parlemen atau untuk dapat kursi di DPR, yang saat itu ditetapkan 3,5 persen dari perolehan suara sah nasional. Pada Pemilu 2019, ambang batas parlemen naik menjadi 4 persen. Pemilu kali ini diikuti 16 parpol nasional. Sementara Pemilu 2014 diikuti 12 parpol nasional. (Harian Kompas)

Selain itu, sekitar sebulan menjelang pemungutan suara 17 April 2019, muncul kecenderungan parpol kecil dan menengah tidak mendapat efek ekor jas atau hubungan positif antara kekuatan elektoral kandidat yang diusung di pemilihan presiden (pilpres) dan parpol pengusungnya.

Hasil survei Litbang Kompas, akhir Februari hingga awal Maret 2019, dengan melibatkan 2.000 responden di 34 provinsi menunjukkan, efek ekor jas hanya diterima oleh PDI-P yang diasosiasikan dengan calon presiden Joko Widodo dan Partai Gerindra yang diasosiasikan dengan capres Prabowo Subianto.

Baca: Survey Litbang Kompas Pemilih PDIP Paling Loyal, Steven Kandouw: Rakyat Jeli Menilai Kerja PDIP

Sejalan dengan hal itu, PDI-P menjadi parpol dengan elektabilitas tertinggi, yaitu 26,9 persen, diikuti Gerindra di posisi kedua dengan elektabilitas 17 persen.

Sebagai pembanding, pada Pemilu 2014, PDI-P mendapat 18,9 persen, sedangkan Gerindra 11,8 persen suara.

Partai Golkar yang pada Pemilu 2014 memperoleh 14,7 persen suara, turun menjadi 9,4 persen.

Nasib serupa dialami Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tahun 2014 perolehan suaranya mencapai 6,8 persen dan kini turun menjadi 4,5 persen.

Pemilu 2019 yang digelar serentak antara pemilu legislatif dan pemilihan presiden berpotensi menyederhanakan sistem kepartaian di Indonesia. Selain naiknya ambang batas parlemen, penyederhanaan itu juga bisa disebabkan oleh adanya efek ekor jas yang hanya dirasakan sebagian partai politik.
Pemilu 2019 yang digelar serentak antara pemilu legislatif dan pemilihan presiden berpotensi menyederhanakan sistem kepartaian di Indonesia. Selain naiknya ambang batas parlemen, penyederhanaan itu juga bisa disebabkan oleh adanya efek ekor jas yang hanya dirasakan sebagian partai politik. (Harian Kompas)

Partai Demokrat juga senasib. Pada Pemilu 2014 memperoleh 10,2 persen suara, kini menyusut menjadi 4,6 persen.

Partai Hanura pada Pemilu 2014 mencapai 5,3 persen, kini hanya 0,9 persen.

Begitu pula dengan PPP yang tahun 2014 memperoleh suara sebesar 6,5 persen, kini menyusut menjadi 2,7 persen.

Baca: Hasil Survei Litbang Kompas, Hinca Pandjaitan: Kita Tetap Optimis. Prabowo-Sandi Menang!

Partai Nasdem yang tahun 2014 memperoleh suara sebesar 6,7 persen, kini tinggal 2,6 persen.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga senasib. Pada Pemilu 2014 memperoleh suara sebesar 9,0 persen, kini menjadi 6,8 persen.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved