Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

OJK Sosialisasi Perdagangan Karbon, PGE Lahendong Satu-satunya di Sulawesi Utara

Sulawesi Utara patut bangga. Satu di antara delapan proyek yang menjadi unit perdagangan karbon berada di Sulawesi Utara.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
Fernando Lumowa/Tribun Manado
PERDAGANGAN KARBON - Pembukaan Sosialisasi Perdagangan Karbon kepada Sektor Jasa Keuangan dan Industri Sulawesi Utara di Aula Mapalus Kantor Gubernur Sulut, Kamis (9/10/2025). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sulawesi Utara patut bangga. Satu di antara delapan proyek yang menjadi unit perdagangan karbon berada di Sulawesi Utara.

Proyek dimaksud ialah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PGE Lahendong di Tomohon dan Minahasa. 

Deputi Komisioner Pengawasan Emiten, Transaksi Efek dan Pemeriksaan Khusus OJK, IB Aditya Jayaantara menjelaskan, pihaknya terus mendorong agar perusahaan bisa berkontribusi dalam perdagangan karbon. 

"Sehingga target penurunan emisi, efek gas rumah kaca, bisa tercapai," ujar Aditya dalam Sosialisasi Perdagangan Karbon kepada Sektor Jasa Keuangan dan Industri di Aula Mapalus Kantor Gubernur Sulut, Kamis (9/10/2025). 

Katanya, perusahaan yang menjual kredit karbonnya bisa mendapatkan ragam manfaat. Bahkan nilai ekonominya bisa mencapai Rp 100 miliar per tahun jika potensi kredit karbonnya dimaksimalkan. 

"Ini peluang karena perdagangan karbon capital investment-nya minimal. Istilahnya hanya merawat, menjaga alam lewat program," ujar Aditya yang didampingi Kepala OJK Sulutgomalut, Robert Sianipar. 

Direktur Pengembangan Pasar Modal Indonesia, Jeffrey Hendrik mengungkapkan, sejauh ini sudah 132 korporasi dari berbagai sektor di Indonesia yang terdaftar memperdagangkan karbon di bursa. 

Ia mengungkapkan PT PGE yang bergerak di bidang energi baru terbarukan merupakan salah satu project pertama yang tercatat di bursa karbon Indonesia. 

"Karbon kredit proyek Lahendong ini bahkan sudah habis dan mereka mengembangkan yang baru," kata Hendrik. 

Lebih lanjut, Aditya menjelaskan perdagangan karbon digenjot sebagai upaya untuk melestarikan bumi di tengah laju perubahan iklim. 

Misinya pengurangan emisi karbon. Khusus di Indonesia targetnya pengurangan emisi karbon 31,89 persen secara mandiri pada 2030.

"Target besarnya, nett Zero Emission pada 2060 sesuai Paris Agreement," jelasnya. 

Perusahaan, industri, pelaku usaha, hingga perusahaan daerah diharapkan turut dalam perdagangan karbon. 

"Ini aktivitas tidak biasa bagaimana melaksanakan usaha berkesinambungan yang memperhatikan lingkungan," jelasnya. 

Adapun sektor prioritas perdagangan karbon di Indonesia ialah kehutanan, energi, limbah, perkebunan dan industri manufaktur. Secara spesifik dan sudah dikembangkan di Indonesia ialah perlindungan dan pelestarian hutan mangrove dan ekosistem padang lamun. (ndo) 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

 

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved