Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Warga Sulut Korban TPPO

Benarkah Ada Jalur VIP Line untuk Loloskan Warga Sulut ke Kamboja? Begini Kata Imigrasi Manado

Berdasarkan pengakuan sejumlah eks pekerja love scam di Kamboja kepada Tribun Manado, mereka lolos pemeriksaan karena lewat jalur VIP line.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Tribun Manado/Indri Panigoro
KONFIRMASI: Kepala Sub Seksi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Manado, Arihta Lalolo Sukatendel saat dikonfirmasi Tribun Manado, akhir Agustus 2025 soal VIP Line dalam kasus TPPO warga Sulut di Kamboja. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Jalur VIP line. Tiga kata yang belakangan beredar dari mulut ke mulut para eks pekerja love scam asal Sulawesi Utara (Sulut) yang pernah lolos ke Kamboja

Jalur ini disebut sebagai pintu belakang yang mampu meloloskan siapa saja dari ketatnya pemeriksaan imigrasi, cukup dengan membayar Rp 10 juta per orang.

Klaimnya menggiurkan. Paspor jadi dalam sehari, perjalanan dipandu agen hingga mulus melewati bandara. Namun di balik janji itu, terbentang kisah gelap tentang perdagangan orang, jaringan Telegram yang terorganisir.

Dari data resmi Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulut, BP3MI dan Polsek Bandara Sam Ratulangi Manado menunjukkan, sejak 2021 hingga pertengahan 2025, ratusan warga Sulut menjadi korban TPPO dengan modus tawaran kerja bergaji tinggi lewat WhatsApp dan Telegram, namun berakhir di perusahaan ilegal di Kamboja hingga Myanmar.

Lantas apa itu jalur VIP line?

Jalur VIP line adalah layanan khusus yang mempercepat proses perjalanan ke Kamboja dengan pembuatan paspor hanya 1 hari dan pendampingan agen. Jalur ini berbeda dengan jalur biasa yang memakan waktu lebih dari 3 hari dan tanpa pendampingan di tiap-tiap bandara transit.

Jalur VIP ini muncul karena ketatnya proses pembuatan paspor di Indonesia.

Namun klaim tentang adanya jalur VIP line di tubuh Imigrasi dibantah keras oleh pihak Keimigrasian.

Kepala Sub Seksi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Manado, Sulawesi Utara Arihta Lalolo Sukatendel, dengan tegas menyatakan bahwa Imigrasi Manado tidak mengenal layanan tersebut. 

“Apa itu VIP line? Baru dengar kami soal layanan itu di Imigrasi,” katanya, Kamis 21 Agustus 2025.

Ia menegaskan, seluruh proses pengajuan paspor di Kantor Imigrasi Manado sudah sangat ketat dan sesuai prosedur.

Bahkan untuk mencegah kasus TPPO, kata Arihta Lalolo, Kantor Imigrasi Manado melakukan profiling mendalam terhadap setiap pemohon paspor.

Arihta menjelaskan, pihaknya tidak hanya memeriksa dokumen seperti KTP dan KK, tetapi juga melakukan pengecekan rekening tabungan, latar belakang keluarga, hingga isi gawai.

"Kalau dia bilang mau wisata, kami periksa rekeningnya, karena kalau saldo di rekeningnya sedikit mana mungkin bisa liburan dalam waktu yang lama," ujarnya.

KONFIRMASI: Kepala Sub Seksi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Manado, Arihta Lalolo Sukatendel saat dikonfirmasi Tribunmanado.co.id Kamis 21 Agustus 2025.
KONFIRMASI: Kepala Sub Seksi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Manado, Arihta Lalolo Sukatendel saat dikonfirmasi Tribunmanado.co.id Kamis 21 Agustus 2025. (Tribun Manado/Indri Panigoro)

Upaya ketat ini dilakukan karena Imigrasi menyadari adanya modus penyalahgunaan paspor. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved