Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pahlawan Asal Sulawesi Utara

76 Tahun Gugurnya Robert Wolter Mongisidi, Guru Muda dari Manado yang Berjuang demi Merah Putih

5 September 1949, Robert Wolter Mongisidi gugur. Ia gugur di depan regu tembak Belanda di Pacinang, Makassar, Sulawesi Selatan. 

|
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
Koleksi Keluarga Kamah
SOSOK PAHLAWAN - Robert Wolter Mongisidi Pahlawan Nasional Indonesia (tengah) bersama rekan seperjuangannya di Makassar. Mongisidi adalah pejuang kemerdekaan Republik Indonesia dari Manado, Sulawesi Utara. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - 5 September 1949, Robert Wolter Mongisidi gugur. Ia gugur di depan regu tembak Belanda di Pacinang, Makassar, Sulawesi Selatan. 

Delapan butir peluru menerjang tubuh pemuda 24 tahun. Darahnya mengalir membasahi Bumi Pertiwi. Demi tegakknya Merah Putih. 

Makassar jadi tempat peristirahatan Bote.

Begitu nama panggilan kesayangan putra Bantik asal Manado, Sulawesi Utara ini. 

Bote Lahir 14 Februari 1925 dari pasutri Petrus Mongisidi dan Kina Suawa yang berprofesi sebagai petani kelapa

Bote diajarkan akan pentingnya pendidikan.

Pemakaman Robert Wolter Mongisidi di Makassar, 6 September 1949.
Pemakaman Robert Wolter Mongisidi di Makassar, 6 September 1949. (Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI))

Ia mengenyam pendidikan dasar di sekolah dasar Hollandsch-Inlandsche School (HIS, setingkat SD) dan tamat Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO, setingkat SMP) Frater Don Bosco di Manado.

Setelah lulus MULO, Bote masuk Sekolah Pertanian dan Keguruan Pegawai dan Sipil di Tomohon.

Bote menamatkan pendidikan di sekolah Jepang ini selama enam Bulan. 

Robby Mongisidi, adik kandung Bote bilang, sekolah itu kini Persekolahan Katolik Gonzaga Tomohon di Paslaten, Tomohon Tengah

Bote satu di antaranya 200-an pemuda pemudi yang beruntung bisa mengeyam pendidikan lanjut itu. Satu kelas muridnya 50 orang. 

PAHLAWAN - Adik kandung Pahlawan Nasional, Robert Wolter Mongisidi, Letkol (Purn) Robby Mongisidi.
PAHLAWAN - Adik kandung Pahlawan Nasional, Robert Wolter Mongisidi, Letkol (Purn) Robby Mongisidi. (Tribun Manado/Fernando Lumowa)

Terdapat tiga kelas laki-laki dan satu kelas khusus perempuan.

"Mereka masuk 3 November 1942 dan lulus April 1943," ujar Robby kepada Tribunmanado.co.id, belum lama ini. 

Tamat dari Tomohon, Bote kembali ke Malalayang Manado.

Sebulan pulang ke rumah keluarga, Bote mulai mengajar Bahasa Jepang di Liwutung, Ratahan. (kini Minahasa Tenggara).

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved