Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Intimidasi terhadap Aktivis

Intimidasi dan Teror Dialami Keluarga Aktivis Syahdan Husein: Paket Misterius, Miss-Call, Doxing

Pada akhir Agustus, Syahdan dan istrinya menjadi korban doxing—praktik penyebaran data pribadi seseorang secara publik di internet tanpa izin.

Editor: Rizali Posumah
Tribunnews.com/Alfarizy Ajie Fadillah
DUGAAN INTIMIDASI — Kakak ipar aktivis Gejayan Memanggil, Syahdan Husein, Sigizia Pikhansa, menyampaikan kronologi intimidasi terhadap keluarga dalam konferensi pers di kantor YLBHI, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2025). Intimidasi tersebut, bahkan terjadi sebelum penangkapan dilakukan oleh aparat Polda Metro Jaya. 

Ringkasan Berita:
  • Pada akhir Agustus, Syahdan dan istrinya menjadi korban doxing—praktik penyebaran data pribadi seseorang secara publik di internet tanpa izin.
  • Di mana identitasi suami istri ini disebarkan disertai narasi negatif dan seruan penangkapan.
  • Menurut Sigizia, paket tersebut diduga digunakan untuk melacak keberadaan Syahdan.

 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berbagai bentuk intimidasi diduga dialami keluarga aktivis Syahdan Husein—salah satu dari empat aktivis yang ditangkap polisi pasca-demonstrasi anarkis akhir Agustus 2025.

Intimidasi tersebut, bahkan terjadi sebelum penangkapan dilakukan oleh aparat Polda Metro Jaya.

Mulai dari serangan digital, paket misterius, hingga tekanan psikologis. 

Bahkan hal itu berlangsung hingga kini, sebagaimana diungkap kakak ipar Syahdan, Sigizia Pikhansa, dalam konferensi pers di kantor YLBHI, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2025).

Pada akhir Agustus, Syahdan dan istrinya menjadi korban doxing—praktik penyebaran data pribadi seseorang secara publik di internet tanpa izin.

Di mana identitasi suami istri ini disebarkan disertai narasi negatif dan seruan penangkapan.

“Jadi, diceritakan narasinya kalau mereka (Syahdan dan istrinya) bekerja sama, terus ada seruan terakhir itu tangkap mereka,” terang Sigizia.

Tidak lama berselang, keluarga menerima kiriman paket COD (Cash On Delivery) bernilai jutaan rupiah.

Menurut Sigizia, paket tersebut diduga digunakan untuk melacak keberadaan Syahdan.

 “Kami duga ini sepertinya hanya mau ngecek lokasi, karena (lokasi) Syahdan ada di beberapa tempat, apakah Syahdan sedang ada di lokasi yang ini,” tuturnya.

Ketika Syahdan ditangkap, bentuk terornya pun masih berlanjut.

Sigizia mulai menerima panggilan telepon misterius dalam jumlah masif.

Terutama setelah ia berbicara di media soal kondisi Syahdan di tahanan.

Kata dia, pasca dirinya ngomong di media, sebelumnya aman-aman saja, tidak ada yang telepon.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved