Kapolri
Jawaban Kapolri Listyo Sigit Prabowo Soal Desakan Mundur, 'Saya Juga Bukannya Tidak Mendengar'
Jika ia mundur saat kondisi Polri terpuruk, maka sama saja dengan ia menumbalkan institusi Polri dan anak buahnya demi kebebasannya sendiri.
"Karena saya mundur tidak menyelesaikan masalah. Justru mungkin akan semakin parah. Yang paling utama adalah mengembalikan semangat anggota, mengembalikan semangat institusi untuk betul-betul bisa melaksanakan tugasnya, mengembalikan keamanan dan menjaga apa yang menjadi harapan masyarakat."
"Karena kita juga mendengar masyarakat banyak yang ketakutan. Ada yang kondisinya kemudian sangat khawatir akan terjadi peristiwa-peristiwa yang mereka tidak inginkan, dan saat itu yang dibutuhkan adalah kehadiran Polri, yang bisa hadir memberikan rasa aman bagi masyarakat."
"Hal itu bisa dilakukan kalau Polri mampu kembali bangkit dan melaksanakan tugasnya dengan baik pada saat dia menciptakan stabilitas Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas). Dan itu akhirnya menjadi hal yang harus saya lakukan," pungkasnya.
Respons Pakar soal Desakan Kapolri Dicopot
Pakar komunikasi politik, Emrus Sihombing mendesak Presiden RI Prabowo Subianto untuk melakukan analisis terlebih dahulu untuk menentukan urgensi dicopotnya Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Apalagi, Prabowo memiliki beragam informasi intelijen tentangnya.
Hal ini disampaikan Emrus saat menjadi narasumber dalam program On Focus yang diunggah di kanal YouTube Tribunnews, Senin (15/9/2025).
Adapun desakan pencopotan Kapolri mencuat dalam demonstrasi yang dipicu tragedi tewasnya pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21), yang dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob Polda Metro Jaya di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) lalu.
Insiden tersebut dinilai menjadi puncak dari pola brutalitas aparat kepolisian yang represif dan gagal direformasi di bawah kepemimpinan Listyo Sigit Prabowo.
Namun, desakan agar Kapolri diganti menuai pro dan kontra, sehingga Emrus menilai, Prabowo harus melakukan analisis dan kajian untuk mempertimbangkannya.
"Saya pikir, Presiden Prabowo Subianto harus melakukan analisis, apakah itu memang urgent diganti atau tidak. Karena bagaimanapun Presiden Prabowo Subianto memperoleh data lebih banyak karena sebagai presiden, dia adalah pengguna data intelijen dan dari berbagai sumber termasuk dari masyarakat," jelas Emrus.
"Oleh karena itu, saya pikir sebaiknya Istana melakukan suatu pengkajian, tentang apakah tingkat urgensitasnya sudah tinggi atau memang belum begitu urgent," paparnya.
"Kajian ini menjadi suatu landasan objektif, apakah memang Kapolri harus diganti atau menunggu waktu yang tepat misalnya," tambahnya.
Isu Kapolri Diganti, DPR Klaim Belum Ada Surpres dari Prabowo
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto juga diisukan telah mengirim surat ke DPR RI terkait pergantian Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Mensesneg Bantah Isu Surat Presiden Mengenai Penggantian Kapolri, Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Nasib Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo di Tengah Isu Penggantian, Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Jawaban Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo Soal Desakan Mundur dari Jabatan, Menjabat Sejak 2021 |
![]() |
---|
TEGAS Kapolri Perintahkan Propam Jangan Pandang Bulu, Jika Melanggar Dibina, Kalau Tidak Binasakan |
![]() |
---|
Jenderal Listyo Mau Jadi Warga Muhammadiyah, Mu'ti: Tak Perlu, karena Harus Bayar Iuran Anggota |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.