Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Kisah Perjuangan Gen Z Manado Cari Kerja, Asah Kemampuan Diri di Waktu Senggang

Sebelumnya, ia sempat bekerja di Bank Indonesia Kantor Wilayah Sulut pada Februari 2023-Desember 2024.

Penulis: Isvara Savitri | Editor: Isvara Savitri
Dok. Pribadi
SOSOK - Maria Pontoh. Ia membagikan kisah tentang pengalaman mencari kerja di Manado, Sulawesi Utara. 

TRIBUNMANADO.COM, MANADO - Persaingan dunia kerja kian ketat, terutama bagi para lulusan baru dan pencari kerja muda.

Apalagi, saat ini lapangan pekerjaan yang tersedia semakin terbatas. 

Hal ini dirasakan oleh gen Z asal Manado, Maria Pontoh.

Ia merupakan lulusan Jurusan Manajemen FEB Universitas Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara.

Maria berjuang mencari pekerjaan sejak awal 2025.

Sebelumnya, ia sempat bekerja di Bank Indonesia Kantor Wilayah Sulut pada Februari 2023-Desember 2024.

Maria mengaku sudah aktif melamar ke berbagai perusahaan melalui beragam platform seperti LinkedIn, Jobstreet, Kalibrr, KitaLulus, Glints, hingga Talentics, serta mengirimkan lamaran langsung ke sejumlah perusahaan melalui email.

“Saya sudah kurang lebih sembilan bulan aktif mencari pekerjaan. Saya tidak fokus pada nama perusahaan tertentu, tapi lebih mempertimbangkan perusahaan yang memiliki jenjang karir yang jelas,” ujar Maria, Jumat (31/10/2025).

Program seperti Management Trainee atau Officer Development Program menjadi incaran karena memberikan peluang pengembangan karier. 

Di sisi lain, Maria membenarkan bahwa terbatasnya lapangan kerja untuk lulusan sarjana menjadi tantangan di tengah tingginya jumlah pencari kerja.

SOSOK - Maria Pontoh. Ia membagikan kisah tentang pengalaman mencari kerja di Manado, Sulawesi Utara.
SOSOK - Maria Pontoh. Ia membagikan kisah tentang pengalaman mencari kerja di Manado, Sulawesi Utara. (Dok. Pribadi)

“Persaingannya sangat ketat. Banyak perusahaan mensyaratkan pengalaman kerja minimal dua tahun, padahal usia maksimal pelamar dibatasi di bawah 25 tahun," katanya.

Baginya hal itu menyulitkan lulusan baru atau yang memiliki pengalaman kerja terbatas.

Selain itu, Maria menilai beberapa perusahaan menetapkan kualifikasi yang terlalu tinggi.

Ada juga kualifikasi yang tidak relevan dengan deskripsi pekerjaan yang ditawarkan.

“Banyak juga yang mengutamakan pelamar dari universitas ternama. Bagi kami yang mencari kerja di luar daerah asal, ini menjadi tantangan tersendiri,” tambahnya

Meski begitu, Maria tidak menyerah. 

Ia tetap berusaha mengembangkan diri di tengah masa pencarian kerja.

Maria banyak mengikuti pelatihan seperti data analysis, memperdalam bahasa Inggris untuk persiapan TOEFL/IELTS, serta berlatih menghadapi psikotes.

“Saya ingin terus belajar dan menyiapkan diri agar ketika kesempatan datang, saya sudah siap,” katanya.

Untuk menjaga semangat, Maria dan teman-temannya juga saling mendukung dalam proses pencarian kerja. 

Baca juga: Sosok Jerry Wullur, Korban Kecelakaan Maut di Kasuang Tomohon Sulut, Polisi: Bukan Tabrak Lari

Baca juga: Identitas 3 Gadis Remaja yang Diduga Jadi Korban TPPO, Akan Dipekerjakan Sebagai LC di Maluku Utara 

Mereka sering mengikuti job fair bersama, berbagi informasi lowongan, serta membantu dalam menyusun CV dan surat lamaran.

“Kami saling menyemangati supaya tetap bertahan dan tidak putus asa,” ucapnya.

Menolak jalan pintas seperti pekerjaan ilegal, Maria memilih tetap berusaha di jalur yang aman.

“Saya sadar pekerjaan ilegal sangat berbahaya. Lebih baik saya mencoba membuka usaha kecil sambil terus mencari peluang kerja yang legal,” tutupnya.(*)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved