Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lipsus Pembiayaan BPJS

3 Tahun Jalani Cuci Darah, Robby Warga Minahasa Sulut Belajar Ikhlas: Harus Tetap Semangat

Robby, pria asal Langowan, Minahasa, sudah tiga tahun menjalani cuci darah di RSUP Prof Kandou Malalayang, Manado.

|
tribun manado
CUCI DARAH - RSUP Prof Kandou Manado. Tiga tahun jalani cuci darah, Robby warga Minahasa Sulut belajar ikhlas. 

TRIBUNMANADO.CO.ID – Wajahnya tampak pucat, namun senyum tak lepas dari bibirnya saat kami berkunjung ke kediamannya.

Meski tubuhnya terlihat lemah, semangat hidupnya masih menyala. Ia menyambut kami dengan ramah, bercerita dengan nada santai.

Dia adalah Robby, pria asal Langowan, Minahasa, sudah tiga tahun menjalani cuci darah di RSUP Prof Kandou Malalayang, Manado.

Ia mulai menjalani pengobatan itu sejak ginjalnya tak lagi berfungsi normal. 

Kini, cuci darah menjadi bagian dari hidupnya.

Setiap Selasa dan Jumat, ia harus berangkat dari Langowan menuju Manado untuk menjalani proses cuci darah.

“Memang sulit, karena harus bolak-balik,” ujarnya, saat di wawancara Tribun Manado, Minggu (5/10/2025).

“Tapi sudah seperti itu, harus dijalani,”sambungnya.

Perjalanan jauh dan proses yang memakan waktu berjam-jam bukan hal mudah, apalagi dilakukan dua kali seminggu.

Namun baginya, keterlambatan bukan pilihan. “Kalau terlambat, bisa berbahaya,” katanya.

Awal menjalani terapi, ia mengaku sempat merasa putus asa. 

Tubuh terasa lemah, pikiran kacau, dan hidup terasa berubah drastis.

“Awalnya berat sekali. Tapi lama-lama saya belajar menerima. Sekarang sudah terbiasa,” tuturnya dengan nada tenang.

Ia menuturkan, kini setiap kali menjalani cuci darah, ia justru merasa bersyukur masih bisa bertahan sejauh ini.

“Banyak teman-teman di rumah sakit yang lebih parah. Jadi saya belajar bersyukur saja,” ucapnya lirih.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved