Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Info Kesehatan

Jangan Abaikan Gejala Kanker Serviks Ini, Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia

Waspadai gejala awal kanker serviks yang kerap tidak terasa, bahkan bisa muncul pada area tubuh seperti kaki dan punggung.

Editor: Alpen Martinus
KOMPAS.COM
SERVIKS: Ilustrasi kanker serviks. Gejala awal kanker serviks tak boleh diabaikan. 
Ringkasan Berita:1.Waspadai gejala awal kanker serviks yang kerap tidak terasa, bahkan bisa muncul pada area tubuh seperti kaki dan punggung.
 
2.Sekitar 70 persen penderita baru mendapatkan penanganan ketika penyakit sudah memasuki stadium lanjut, sehingga peluang keberhasilan pengobatan menurun dan risiko kematian meningkat.
 
3.pemeriksaan dini sangat diperlukan agar kanker serviks dapat diketahui lebih cepat dan komplikasi yang lebih serius dapat dihindari.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kanker serviks termasuk penyakit paling banyak membunuh wanita di Indonesia.

Kebanyan kematian terjadi lantaran terlambat penanganan.

Pun terlambat juga terdeteksi adanya kanker serviks.

Baca juga: Ini Bahaya Virus HPV Pemicu Kanker Serviks, Bisa Dicegah Sejak Dini

Kanker serviks adalah perubahan sel-sel di leher rahim (serviks) sehingga menjadi ganas.

Kanker ini umumnya berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut.

Kanker serviks atau kanker leher rahim menjadi salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita.

Di Indonesia, kanker serviks menempati urutan kedua setelah kanker payudara sebagai penyakit kanker yang paling banyak terjadi.

Pdahal tubuh sudah memberikan signal. Jangan abaikan jika tanda terjadi pada tubuh.

Waspadai gejala awal kanker serviks yang kerap tidak terasa, bahkan bisa muncul pada area tubuh seperti kaki dan punggung.

Banyak perempuan mengabaikan tanda-tandanya, padahal kanker serviks merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Sekitar 70 persen penderita baru mendapatkan penanganan ketika penyakit sudah memasuki stadium lanjut, sehingga peluang keberhasilan pengobatan menurun dan risiko kematian meningkat.

Karena itu, pemeriksaan dini sangat diperlukan agar kanker serviks dapat diketahui lebih cepat dan komplikasi yang lebih serius dapat dihindari.

Mengutip Cleveland Clinic, kanker serviks terdiri dari 4 stadium, yaitu:

Dalam buku Cegah dan Deteksi Kanker Serviks (2010) karya Dra. Hartati Nurwijaya, DR. Dr. Andrijono, dan Prof. Dr. H.K. Suheimi, dijelaskan bahwa data rumah sakit di Indonesia menunjukkan angka kematian akibat kanker serviks masih tinggi.

Stadium I:

kanker hanya ditemukan di leher rahim, belum menyebar, dan berukuran kecil.

Stadium II:

kanker telah menyebar ke luar leher rahim dan rahim, tetapi belum menyebar ke dinding panggul (jaringan yang melapisi bagian tubuh di antara pinggul) atau vagina.

Stadium III:

kanker telah menyebar ke bagian bawah vagina dan mungkin telah menyebar ke dinding panggul, ureter (saluran yang membawa urin), dan kelenjar getah bening di dekatnya.

Stadium IV:

kanker telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian tubuh lainnya, seperti tulang atau paru-paru.

Gejala Kanker Serviks

Mengutip Cleveland Clinic, tahap awal kanker serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan sulit dideteksi.

Dari tahap awal itu biasanya kanker serviks membutuhkan waktu beberapa tahun untuk berkembang.

Tanda-tanda kanker serviks stadium I:

  1. Keputihan encer atau berdarah yang mungkin berat dan berbau busuk.
  2. Pendarahan vagina setelah hubungan seksual, antara periode menstruasi atau setelah menopause.
  3. Periode menstruasi mungkin lebih berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya.

Jika kanker telah menyebar ke jaringan atau organ terdekat, gejalanya bisa berupa:

  1. Sulit atau nyeri buang air kecil, terkadang disertai darah dalam urine.
  2. Diare atau nyeri atau pendarahan dari rektum saat buang air besar.
  3. Kelelahan, penurunan berat badan, dan nafsu makan.
  4. Perasaan sakit secara umum.
  5. Sakit punggung tumpul atau bengkak di kaki.
  6. Sakit pinggang/perut.
  7. Jika mengalami pendarahan abnormal, keputihan, atau gejala lain yang tidak dapat dijelaskan, dianjurkan menjalani pemeriksaan ginekologi lengkap.

Mengutip buku "Cegah dan Deteksi Kanker Serviks" (2010) oleh Dra Hartati Nurwijaya, DR Dr Andrijono, dan Prof Dr H.K Suheimi, kanker menyebar melalui 3 cara, yaitu:

  1. Menyebar melalui jaringan sekitarnya (per continuitatum spread)
  2. Menyebar melalui aliran darah ke organ-organ lainnya (hematogenous spread)
  3. Menyebar melalui sistem limfa (hymphatic spread).

Menurut Cleveland Clinic, sebagian besar kasus kanker serviks dipicu oleh infeksi virus HPV (Human Papillomavirus), yaitu salah satu jenis infeksi menular seksual.

Penularan HPV dapat terjadi melalui kontak seksual, baik anal, oral, maupun vaginal, dan dalam jangka panjang bisa berkembang menjadi kanker.

Jika sistem kekebalan tubuh tidak mampu mengatasi infeksi tersebut, sel-sel pada leher rahim (serviks) berisiko mengalami perubahan dan berkembang menjadi sel kanker.

Tercatat ada lebih dari 100 tipe HPV, dan puluhan di antaranya telah terbukti berhubungan langsung dengan penyakit kanker.

Langkah pencegahan yang paling efektif adalah dengan vaksin HPV.

Vaksin ini mampu melindungi tubuh dari jenis HPV penyebab kanker serviks hingga mencapai 90 persen kasus.

Cara mendeteksi dini

Mengutip Cleveland Clinic, tes yang bisa digunakan untuk mendeteksi kanker serviks adalah tes Pap (pap smear) dan tes HPV.

Skrining kanker serviks tersebut dapat menemukan sel-sel yang tidak teratur atau bermasalah dalam bentuk paling awal sebelum mereka memiliki kesempatan untuk berubah menjadi kanker.

Ketika sel-sel ini ditemukan lebih awal, kanker serviks sangat dapat diobati dan lebih kecil dampak fatalnya.

Tes pap: tes ini mendeteksi sel-sel abnormal atau tidak teratur di leher rahim Anda.

Tes HPV: tes ini mendeteksi jenis infeksi HPV berisiko tinggi yang paling mungkin menyebabkan kanker serviks.

Mengutip Kompas.com, tujuan dari skrining kanker serviks adalah untuk mendeteksi perubahan sel berbahaya pada serviks sebelum menjadi kanker.

Sebagian besar orang tidak menyadari bahwa dirinya terkena kanker serviks hingga mendapatkan diagnosis resmi dari tenaga medis.

Untuk memastikan keberadaan penyakit ini, dokter atau penyedia layanan kesehatan biasanya melakukan serangkaian pemeriksaan, mulai dari wawancara terkait gejala yang dirasakan hingga tes medis dan biopsi. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved