Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wajib Tahu

Hasil Studi Harvard: Cukup Jalan Kaki 4.000 Langkah Sehari Bisa Perpanjang Umur hingga 40 Persen

Dengan kata lain, langkah kecil setiap hari bisa membawa dampak besar bagi umur panjang dan kesehatan jantung.

tribunmanado.co.id/Christian Wayongkere
MANFAAT - Sekretaris I TP PKK Kota Bitung, Ny Ellen Honandar Sondakh ikut berjalan kaki mengikuti proses dan kirab dalam perayaan Cap Go Meh di Kota Bitung, Minggu (5/2/2023). Hasil Studi Harvard: Cukup Jalan Kaki 4.000 Langkah Sehari Bisa Panjangkan Umur hingga 40 Persen 

Tidak ada peserta yang memiliki riwayat penyakit jantung atau kanker pada awal penelitian.

Selama masa pemantauan hingga akhir 2024, tercatat 1.765 perempuan meninggal dunia dan 781 lainnya mengalami penyakit jantung.

Mereka yang berhasil mencapai setidaknya 4.000 langkah sehari pada satu atau dua hari dalam seminggu memiliki risiko kematian dari segala penyebab 26 persen lebih rendah dan risiko kematian akibat penyakit jantung 27 persen lebih rendah, dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah mencapai ambang tersebut.

Sementara itu, bagi peserta yang mencapai target langkah ini tiga hari atau lebih dalam seminggu, risiko kematian dari segala penyebab turun hingga 40 persen.

Meski demikian, penurunan risiko kematian akibat penyakit jantung tetap di angka 27 persen.

Bukan soal seberapa sering, tapi seberapa banyak

Para peneliti menekankan bahwa hal terpenting bukanlah seberapa sering seseorang mencapai target langkah harian, melainkan jumlah langkah total yang ditempuh.

Mereka juga menegaskan, tidak ada cara “terbaik” untuk berjalan. Sebab, yang paling penting adalah memastikan langkah tetap tercapai.

“Semakin banyak langkah yang diambil, apa pun pola harian Anda, akan berkaitan dengan hasil kesehatan yang lebih baik,” kata peneliti.

Secara rata-rata, para peserta dalam penelitian ini berjalan 5.615 langkah per hari.

Selain itu, karena studi ini bersifat observasional, peneliti tidak dapat menarik kesimpulan pasti mengenai sebab-akibat.

Tak hanya itu, terdapat pula beberapa keterbatasan, seperti aktivitas fisik yang hanya diukur selama satu minggu dan hanya melibatkan peserta perempuan.

Meski begitu, para peneliti menulis bahwa frekuensi mencapai target langkah harian tidak terlalu krusial.

Bahkan satu hingga dua hari dalam seminggu dengan lebih dari 4.000 langkah sudah berkaitan dengan penurunan risiko kematian dan penyakit jantung.

“Volume langkah lebih penting daripada frekuensi pencapaiannya pada populasi lansia,” tulis para peneliti.

Mereka menambahkan, karena total langkah merupakan faktor utama yang berhubungan dengan penurunan risiko kematian, maka tidak ada pola langkah yang “lebih baik”.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved