TRIBUNMANADO.CO.ID - Mega Yuniar Palit - Ginupit, cewek Kotamobagu - Sulut yang kini mengabdi sebagai seorang guru di pusat pemerintahan Bolaang Mongondow (Bolmong).
Sosoknya yang rupawan dikenal periang nan lembut.
Perempuan yang akrab disapa Egaa ini juga menyimpan warisan seni dari keluarganya.
Ega merupakan perempuan kelahiran Kotamobagu, 3 Juni 1999.
Tak hanya dikenal sebagai guru muda penuh dedikasi, ia juga merupakan cucu dari seorang budayawan dan seniman besar di Bolaang Mongondow yang menciptakan sejumlah lagu daerah legendaris.
Gen seni Ega mengalir dari sang kakek, Bernard Ginupit atau B. Ginupit, penulis banyak lagu daerah Bolmong.
Salah satu lagu legendaris milik B. Ginupit yakni Tano Tanobon, memiliki arti mendalam, yang dalam bahasa Bolaang Mongondow berarti “Tanah Berharga”.
Lagu ini bukan sekadar karya musik, tapi juga simbol cinta terhadap tanah leluhur, yang hingga kini tetap hidup di hati masyarakat Bolaang Mongondow.
Lagu lainnya yang ditulis B. Ginupit, yakni Morawoy, Tobatu’ Lipu, Tano Tanobon.
Dedikasi serta karya dari sang kakek menjadi kebanggaan dan sangat dihargai oleh Ega.
“Saya bangga menjadi bagian dari keluarga seniman. Opa (Kakek) saya pencipta lagu Tano Tanobon. Meskipun saya tidak mendalami seni secara profesional, tapi dari kecil saya sudah diajarkan untuk mencintai seni dan budaya,” katanya, Jumat (11/7/2025).
Ega juga mempunyai hobi bernyanyi sebagai wadah bagi dirinya untuk mengekspresikan diri.
Meskipun itu hanya dijalaninya sebatas kesenangan pribadi.
“Bernyanyi buat saya adalah pelarian yang menyenangkan, apalagi kalau lagi penat. Mungkin darah seni dari keluarga papa itu masih melekat,” ucapnya.
Tapi jalan hidup Egaa justru membawanya ke dunia pendidikan.