TRIBUNMANADO.CO.ID - Tembakan gas air mata kembali menjadi perbincangan.
Baru-baru ini, tembakan gas air mata digunakan saat bentrok warga dengan aparat gabungan di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (7/9/2023).
Kabarnya saat itu petugas akan mengukur lahan untuk proyek Rempang Eco City.
Warga pun melempari petugas sebagai aksi penolakan.
Sebagai respon, aparat gabungan menembak gas air mata dan water canon.
Sejumlah siswa di SMP Negeri 22 Galang dan SD Negeri 24 Galang pun turut menjadi korban gas air mata.
Belasan siswa pingsan, bahkan ada yang sampai dilarikan ke rumah sakit.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala SMP N 22 Galang, Muhammad Nizab.
Warga yang tak terima melempari petugas dan direspons dengan tembakan gas air mata dan water canon oleh petugas.
Akibatnya, sejumlah siswa terdampak efek gas air mata. mengatakan, belasan siswa pingsan karena gas air mata.
"Beberapa lainnya juga mengalami luka di kaki akibat lari menerobos semak-semak di hutan,” kata Nizab dilansir dari Harian Kompas.
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Jumat (8/9/2023), salah seorang warga ketakutan dan panik saat bayinya yang berusia 8 bulan pingsan akibat gas air mata. Bola mata bocah tersebut memutih diikuti dengan sesak napas.
Lantas, apa yang harus dilakukan apabila terkena tembakan gas air mata?
Pertolongan pertama saat terkena gas air mata
Dilansir dari CNN, Street Medic Guide menerbitkan sebuah dokumen yang muncul dari gerakan Occupy Wall Street pada awal tahun 2012.