"Mereka tu di sini sangat fanatik dengan yang namanya fitnah, jadi ketika kita ngomong A, mereka bisa ngejawab B,"
"Jadi daripada kita menimbulkan masalah yang lebih besar, lebih baik yaudah, keluar aja" sambung Nur.
TKW ini sudah enam tahun berada di Arab Saudi.
Selama itu, ia sudah pindah ke beberapa kota besar yang ada di sana.
Tentu suka duka menjadi TKW kaburan tidak semudah dan seindah yang dibayangkan.
"Sukanya karena kita nggak terkekang sama majikan, bebas seperti ini bisa keluar. Sukanya kita bisa ketemu sama temen-temen yang lain,"
"Kita banyak pengalaman yang lain, kita tahu kehidupan di luar yang sebenarnya itu seperti apa," ujar Nur.
Meski terlihat bebas bisa keluar ke sana - ke mari, namun rasa takut bertemu dengan pihak penegak hukum tak bisa disembunyikan oleh Nur.
"Dukanya ya resikonya, apalagi kita yang nggak pegang iqomah, nggak pegang paspor, di jalan kita punya rasa takut, mau ke manapun, mau sebebas apapun kita, kita punya rasa takut, punya rasa cemas," imbuhnya.
TKW ini tahu betul resiko yang akan ia hadapi jika suatu saat ia bertemu dengan pihak kepolisian dan akhirnya harus dipulangkan.
Namun sejauh ini ia memegang teguh prinsip bahwa selama rezekinya masih ada di sana, tidak ada yang bisa menghalangi jalan rezeki tersebut untuk menghampirinya.
"Kita di luar nggak punya iqomah itu kita tahu resikonya, ntah itu besok, ntah itu lusa, pasti kalau polisi nemuin kita, yaudah gitu, kita pulang"
"Cuma itu kembali lagi ke nasib ya, sama halnya seperti saya. Saya di sini udah enam tahun, saya dari kabur mungkin 4,5 tahun di luar. Ketika nasib belum berpihak untuk pulang, mau di manapun kita ketemu sama polisi, ya alhamdulillah masih di sini," ungkap Nur.
TKW ini juga berbagi pengalaman terkait gajinya saat masih menjadi TKW legal.
Nur menyebutkan bahwa dulu gajinya hanya sekitar 1.200 (Riyal) atau sekitar Rp4 jutaan.