TRIBUNMANADO.CO.ID - Kopda Andreas Dwi Atmoko menceritakan detik-detik sebelum terjadinya tabrakan yang menewaskan sejoli Handi Saputra (18) dan Salsabila (14) di Nagreg Jawa Barat.
Dalam kesaksiannya di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta Timur, anak buah Kolonel Priyanto itu menceritakan bagaimana sang kolonel sempat mencari sungai lewat aplikasi Google Maps di ponselnya usai menolak saran sopirnya membawa Handi Saputra dan Salsabila ke Puskesmas Limbangan.
Bahkan Terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana kecelakaan Nagreg yang menewaskan Handi Saputra dan Salsabila, Kolonel Inf Priyanto, memerintahkan supirnya, Kopda Andreas Dwi Atmoko mengganti cat dan menjual mobil yang menabrak korban Handi Saputra dan Salsabila.
Baca juga: Baru Terungkap Fakta Baru Kecelakaan Sejoli di Nagreg, Sebelum Handi dan Salsabila Dibuang Ke Sungai
Terungkap di persidangan mobil tersebut juga digunakan Priyanto dan dua sopirnya untuk membuang Handi dan Salsabila ke sungai di Jawa Tengah.
Andreas yang dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan mengungkapkan perintah untuk mengganti cat dan menjual tersebut diterimanya dari Priyanto ketika mereka sudah di Yogyakarta yang merupakan domisili mereka usai mereka membuang Handi dan Salsabila di sungai.
Awalnya, kata Andreas, ia diperintahkan untuk mengganti cat mobil Isuzu Panther menjadi cokelat army.
Untuk itu, Andreas diberi uang sebanyak Rp 6 juta rupiah.
Hal tersebut terungkap dalam sidang pemeriksaan saksi di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta pada Selasa (15/3/2022).
"Rencananya mau diganti cokelat army, tapi belum sempat terlaksana baru di epoxy sudah ketahuan," kata Andreas di persidangan.
Andreas kemudian ditanya hakim apa tujuannya diganti cat itu.
"Mungkin untuk supaya tidak ketahuan," jawab Andreas.
Hakim kemudian menanyakan kepadanya lagi apakah ia pernah menyarankan terkait konsekuensi jika perbuatan mereka ketahuan.
Namun demikian, saran tersebut tidak diindahkan Priyanto.
"Siap, kami sudah sering Yang Mulia. Sudah sering saran begitu. Nanti kalau ketahuan bagaimana, mohon izin komandan. Saya juga punya anak istri. Saya sering bertanya begitu," kata Andreas.