Menurut Fahri, sertifikat tersebut bisa saja menjadi salah satu syarat agar wartawan bisa meliput.
“Semisal ada kegiatan yang harus diliput dan mengharuskan wartawan memiliki sertifikat vaksin, ini akan membantu,” katanya.
Saat ini, vaksinasi tahap kedua di Kotamobagu dimulai dari personel TNI-Polri, sebab sesuai data yang masuk di Dinkes, merekalah yang paling lengkap.
“Memang TNI dan Polri sudah lebih dulu karena mereka duluan melengkapi datanya, kami (ASN) dan wartawan nanti tunggu jadwal,” tutupnya.
Baca juga: Begini Reaksi Mantan Rekan Satu Tim Aprilia Manganang di Voli Putri Saat Tahu April Jadi Laki-laki
Baca juga: AHY vs Moeldoko, Andi Mallarangeng: Mari Kita Lakukan Polling Siapa yang Layak jadi Ketum
Baca juga: Ingat Zul Zivilia? 18 Tahun Dipenjara, Istri dan 4 Anaknya Terlantar, Terpaksa Jual Semua Gitar
Di waktu yang berbeda, Erik Gonibala, salah satu wartawan media online Kotamobagu berkata dirinya siap menerima vaksinasi.
“Tentu siap, kalau demi kesehatan diri sendiri dan masyarakat saya dukung,” katanya.
Erik berkata, dirinya tidak terbebani dengan vaksinasi.
Tapi apabila setelah screening dinyatakan tak bisa vaksin, dirinya juga menerima.
“Misalkan darah tinggi atau rendah lalu tidak bisa vaksin, ya bisa apa,” katanya sambil tertawa.
Baca juga: Inilah Kendala Satgas TMMD 110 Kodim 1312/Talaud, Angkut Material Secara Manual
Baca juga: Disebut Ada Intelijen Polri Intimidasi Pengurus Demokrat, Benny: Mereka Diancam Intel-intel Polres
Baca juga: Dihadapan Presiden Jokowi Mahfud Tantang Amien Rais Cs
YOUTUBE TRIBUN MANADO