TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Sejak isu kudeta Partai Demokrat menyeruak, popularitas dan favorabilitas Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama partainya melejit.
Terkait hal ini, Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat turut berkomentar.
Ia tak menutup kemungkinan jika isu kudeta hanya dimainkan agar Partai Demokrat dan nama AHY meraup ketenaran.
"Mantap dong (popularitasnya meningkat, - red)," ujar Djarot, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (8/2/2021).
Hanya saja, mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap dugaan tersebut salah dan keliru.
Djarot juga menyebut isu kudeta yang diduga dimainkan Partai Demokrat terinspirasi oleh drama korea (drakor).
"Saya ucapkan selamat dan sukses dalam memainkan isu kudeta yang mungkin saja, mudah-mudahan saya keliru, terinsipirasi sama popularitas drakor," kata Djarot.
Sebelumnya diberitakan, popularitas dan favorabilitas Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Partai Demokrat melejit semenjak isu kudeta partai itu mengemuka.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Demokrat Tomi Satryatomo dalam diskusi Proklamasi Democracy Forum bertajuk 'Prahara Hostile Take Over Partai Politik Dalam Arena Demokrasi' secara virtual, Minggu (7/2/2021).
• Putri Diana Sebut Lelaki Terseksi di Dunia ke Warren Buffet, Siapa Dia?
• Tolak Kediktatoran Militer, Ratusan Warga Myanmar Lakukan Unjuk Rasa
Tomi menjelaskan, pihaknya membuat riset dengan cara memetakan pertarungan narasi upaya pengambilalihan paksa, menggunakan tools yang disebut sebagai social network analysis.
"Kita lihat popularitas dan favorabilitasnya. Kita buat dua periode supaya ada perbandingan," kata Tomi.
Tomi menguraikan, periode pertama dilakukan 7 hari sebelum AHY memberikan keterangan pers soal adanya upaya kudeta Partai Demokrat (24 Januari sampai 30 Januari).
Di waktu itu, popularitas Partai Demokrat berada pada urutan ketiga.
"Tapi pada tanggal 31 januri sampai 6 Februari popularitasnya melejit jauh di atas 70 ribu dan favorabilitasnya pun naik jauh mengatasi partai-partai lain," ucap Tomi.
"Jadi Partai Demokrat menjadi populer dan pada saat yang sama orang suka pada Partai Demokrat terjadi lonjakan popularitas dan favorabilitas baik dalam pemberitaan maupun percakapan," ujarnya.
• AS Berhenti Dukung Kampanye Militer Arab Saudi di Yaman, Bagaimana Dampaknya?
• Perempuan Asal Tegal Ini Tak Malu Berprofesi Sebagai Sopir Truk, Dulu Hanya Punya 1 Truk Sekarang 3
Terkait dengan popularitas AHY, pada 24 Januari hingga 30 Januari berada di posisi keempat, di bawah gubernur se-Jawa itu, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Sementara, popularitas Moeldoko (sebagai pihak eksternal yang diduga terlibat kudeta Demokrat) berada di posisi paling bawah.
Pada 7 hari berikutnya, lanjut Tomi, posisi AHY melejit melampaui tokoh-tokoh yang lain.
Begitupun dengan Moeldoko, namun Kepala Staf Kepresidenan itu memiliki favorabilitas yang rendah dibanding AHY.
"Kenapa Moeldoko melejit karena kita tadi melihat ada upaya-upaya akun anonimous untuk mendogkrak popularitasnya Pak Moeldoko," ujarnya.
• Meski Masuki Musim Liburan, China Diminta Tetap Tingkatkan Kesiapan Tempur
• Kabar Baik Bagi Pecinta Kopi, Kopi Hitam Memiliki Banyak Manfaat Bagi Tubuh, Apa Saja?
"Bisa disimpulkan bahwa 7 hari pemantauan kemarin baik Partai Demokrat maupun ketum AHY itu menjadi media daring dibandingkan dengan partai-partai lain, dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lain," pungkasnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Popularitas Demokrat dan AHY Melejit, PDIP: Isu Kudeta Mungkin Terinspirasi Popularitas Drakor.