Penanganan Covid

Sulut Menjadi Daerah Nomor 2 yang Tidak Percaya Ada Covid-19, Mengapa?

Penulis: Isvara Savitri
Editor: David_Kusuma
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Forum group discussion (FGD) Nyaman Bermasker Kapan Pun, Di Mana Pun digelar Tribun Manado

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Manado drg Sanil Marentek mengatakan bahwa hingga kini ada 2.110 kasus terkonfirmasi virus corona (Covid-19) dengan kasus meninggal sebanyak 106 orang.

Hal ini ia sampaikan dalam forum group discussion (FGD) "Nyaman Bermasker Kapan Pun, Di Mana Pun" yang digelar Tribun Manado pada Selasa (20/10/2020).

Pasien-pasien tersebut menurut drg Sanil dirawat di beberapa rumah sakit rujukan di Kota Manado dan rumah singgah di Manado yakni di asrama haji.

Masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut rentang usianya 30-40 tahun, sedangkan kasus terbanyak masih berasal dari Kecamatan Wanea.

Baca juga: Santunan Program Perkasa Pemprov Sulut Tahun 2019 Capai Rp 9 Miliar

Baca juga: 234 CPNS di Bolmut Terima STTP Prajabatan, Ini Pesan Bupati Depri Pontoh

Baca juga: Bawaslu Minsel Bentuk Pokja Pencegahan Covid-19, Eva Keintjem: Paslon Melanggar Ada Sanksi

"Kebanyakan kasus berasal dari transmisi lokal seperti kontak erat (KERT, -red). Sesangkan untuk yang dirawat di rumah sakit tinggal 455 pasien," ujarnya.

Terkait hal tersebut Sanil pun mengapresiasi masyarakat yang sudah mulai sadar menerapkan protokol kesehatan.

Epidemiolog sekaligus Dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Jonesius Manoppo juga mengatakan hal serupa.

Baca juga: Tenaga Harian Lepas Adik Wakil Wali Kota Bitung Terima Surat Sakti, Ini Isinya

Baca juga: Wali Kota Manado Vicky Lumentut Hadiri Peresmian Pengadilan Terpadu

"Usaha penerintah sudah membuahkan hasil, yaitu angka pertambahan kasus dibanding daerah lain meningkat hanya sedikit. Misalnya sehari Manado hanya ketambahan lima atau enam kasus, sedangkan daerah lain masih ada yang di atas 100 kasus," timpalnya.

Namun yang mengkhawatirkan Sulut masih menempati peringkat ke-2 sebagai daerah yang tidak percaya adanya Covid-19.

Dokter gigi Sanil mengaku kaget ketika mengetahui kabar ini.

Baca juga: Polres Boltim Siap Bubarkan Kampanye Paslon yang Melanggar Protap Covid-19 dan Waktu

Menurutnya, hal ini disebabkan karena kebiasaan masyarakat Sulut yang suka berkumpul masih sulit dihilangkan.

Selain itu, masyarakat Sulut yang terlampau beriman jadi menganggap remeh virus ini karena merasa selalu mendapat perlindungan Tuhan.

"Sudah lama orang berpikir hidup dan matinya berada di tangan Tuhan. Jujur ini adalah hal yang sulit, tapi tidak bisa dibiarkan. Masyarakat harus tetap diberi literasi karena virus ini bagaimanapun berbahaya," kata Jonesius.(*)

Baca juga: Ini Identitas 2 Pengendara yang Alami Lakalantas di Tanjakan Landia

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO:

Berita Terkini