Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sangihe Sulawesi Utara

Kisah Polce Lapasiang 16 Tahun Jualan Kue Tradisional di Pasar Towo’e Kepulauan Sangihe

Polce mengaku sebagian besar kue ia produksi sendiri di rumah, namun ada juga yang diambil dari langganan yang sudah lama menjadi mitra usaha.

Tribunmanado.com/Eduard Joanly Tahulending
PENJUAL KUE - Polce Lapasiang, warga Tahuna Barat, Kolongan Mitung, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, tetap bertahan menjajakan kue tradisional. Selama 16 tahun terakhir, ia setia berjualan di Pasar Towo’e, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. 

TRIBUNMANADO.COM, SANGIHE - Di tengah derasnya persaingan usaha dan sepinya pasar, Polce Lapasiang, warga Tahuna Barat, Kolongan Mitung, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, tetap bertahan menjajakan kue tradisional

Selama 16 tahun terakhir, ia setia berjualan di Pasar Towo’e, pasar tradisional yang menjadi salah satu pusat ekonomi masyarakat Sangihe.

Setiap hari, kios jualannya dipenuhi aneka kue khas dengan cita rasa lokal.

Ada kabasa, kue lipat, kue gulung, bangket kenari, kacang, bagea kacang, kenari, kolombeng, hingga sagu bika.

Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau.

Polce mengaku sebagian besar kue ia produksi sendiri di rumah, namun ada juga yang diambil dari langganan yang sudah lama menjadi mitra usaha.

Dengan cara ini, ia tidak hanya menghidupi keluarganya, tetapi juga ikut membantu pelaku usaha kecil lainnya.

Meski sudah belasan tahun menekuni usaha ini, Polce tak menampik jika kondisi pasar belakangan ini sedang lesu.

Jumlah pembeli tidak seramai dulu sehingga keuntungan yang didapat pun menurun. 

“Sekarang pasar lagi sepi, jadi keuntungan kadang tidak tentu,” ungkapnya.

Polce Lapasiang, warga Tahuna Barat, Kolongan Mitung, Kepulauan
PENJUAL KUE - Polce Lapasiang, warga Tahuna Barat, Kolongan Mitung, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, tetap bertahan menjajakan kue tradisional. Selama 16 tahun terakhir, ia setia berjualan di Pasar Towo’e, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.

Namun,  usaha yang dirintis dengan kesabaran ini tetap membawa berkah.

Dari hasil berjualan, ia mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi.

Bahkan, salah satu anaknya saat ini sedang menempuh pendidikan di Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.

Tak hanya untuk biaya pendidikan, hasil jerih payah Polce juga kini digunakan untuk membangun rumah bagi keluarganya.

Perlahan tapi pasti, rumah yang selama ini menjadi impiannya mulai berdiri berkat ketekunan berjualan kue tradisional.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved