Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wajib Tahu

Apa Itu Sesar Citarik? Patahan Aktif yang Mengintai Jabodetabek, Ini Riwayat Peristiwa Gempanya

Sesar ini merupakan salah satu patahan aktif yang membentang di wilayah Jawa Barat dan diyakini berpotensi menimbulkan gempa.

Kolase Tribun Manado/Tangkapan Layar Kajian Seismisitas Bulanan Stasiun Geofisika Kelas I Bandung April 202
WAJIB TAHU - Peta Sesar Citarik. Apa Itu Sesar Citarik? Patahan Aktif yang Mengintai Jabodetabek, Ini Riwayat Peristiwa Gempanya. Sesar ini merupakan salah satu patahan aktif yang membentang di wilayah Jawa Barat dan diyakini berpotensi menimbulkan gempa yang dapat berdampak hingga kawasan padat penduduk seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). 

Sejak sekitar 2,5 juta tahun lalu, pergerakannya berkembang menjadi mendatar ke kiri, menurut penelitian Sidarto dalam Jurnal Geologi dan Sumber Daya Mineral (2008) Vol. 18(3) 2008: 149-162 berjudul "Dinamika Sesar Citarik".

Selain itu, keberadaan sesar ini berdekatan dengan beberapa pemukiman padat dan jalur infrastruktur penting, seperti Jakarta, Bogor, dan Bekasi, serta kawasan wisata seperti Palabuhanratu.

Dengan begitu, potensi dampaknya terhadap masyarakat cukup besar jika terjadi gempa signifikan.

Sesar Citarik masih aktif

Direktur Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, Sesar Citarik termasuk dalam sesar aktif, karena kerak buminya masih bergerak.

"Sesar ini diperkirakan telah aktif sejak belasan juta tahun lalu dan masih aktif hingga saat ini dengan mekanisme berupa sesar geser atau mendatar mengiri (sinistral strike slip)," kata Daryono kepada Kompas.com, Minggu (24/8/2025).

Adapun beberapa ciri yang menunjukkan Sesar Citarik masih aktif, yakni:

  • Lembah sungai yang lurus
  • Perubahan arah sungai
  • Garis lurus pada permukaan topografi.

Lantaran aktif, sesar ini berpotensi memicu gempa.

Riwayat peristiwa gempa yang dipicu Sesar Citarik

Tak hanya itu, Daryono juga menjelaskan beberapa kejadian gempa signifikan dan merusak yang diduga dipicu oleh aktivitas Sesar Citarik.

Beberapa peristiwa itu, yakni:

  • Gempa 14 Juni 1900 yang terjadi di Sukabumi, menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah
  • Gempa 9 Februari 1975 yang terjadi di Sukabumi, dengan kekuatan M 5,6 menyebabkan banyak bangunan rusak
  • Gempa 12 Juli 2000 yang terjadi di Cianjur, dengan kekuatan M 5,4 yang mengakibatkan sekitar 1.900 rumah rusak
  • Gempa 10 Maret 2020 yang terjadi di Sukabumi, dengan kekuatan M 5,0. Gempa menyebabkan guncangan dengan skala intensitas IV-V MMI
  • Gempa 10 April 2025 yang terjadi di Bogor, dengan magnitudo M 4,1 hingga menyebabkan kerusakan bagi sejumlah bangunan.

Daryono menambahkan, pada 11 Oktober 1834, gempa dahsyat sempat melanda Kota Bogor, dengan kekuatan getaran bisa mencapai IX MMI.

"Gempa dahsyat itu mencapai skala intensitas VIII MMI (rusak berat) hingga IX MMI (rusak sangat berat) yang menyebabkan banyak rumah dan bangunan tembok di Batavia dan Istana Bogor rusak," ujarnya.

Meski begitu, ia memfokuskan pada aktivitas Sesar Citarik yang terbaru, yakni gempa Bogor pada 10 April 2025.

Daryono menjelaskan, gempa Bogor itu merupakan jenis tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dengan kedalaman 5 kilometer.

"Gempa ini dipicu aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sumber sesar geser (strike-slip). Episenter gempa ini terletak pada jalur Sesar Citarik," jelas Daryono.

Menurutnya, gempa berkekuatan M 4,1 itu dipastikan sebagai gempa tektonik, bukan gempa vulkanik. 

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved