Penambang Tertimbun di Sangihe
Fakta-Fakta 2 Penambang Tertimbun Longsor di PETI Kampung Bowone Sangihe Sulut
Berikut Fakta-Fakta Dua Penambang Tertimbun Longsor di PETI Kampung Bowone, Kabupaten Sangihe Sulawesi Utara.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tambang emas tak berizin yang berlokasi di Dusun Entana Mahamu, Kampung Bowone, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, makan korban.
Dua penambang tertimbun longsor di lokasi tersebut Jumat (22/8/2025).
Tambang Entana Mahami berjarak 40,6 km dari Ibu Kota Sangihe, Tahuna.
Waktu tempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 1 jam 17 menit.
Berikut Fakta-Fakta 2 Penambang Tertimbun Longsor di PETI Kampung Bowone Sangihe Sulut
Proses Pencarian Dilakukan Tim Gabungan
Evakuasia terhadap dua korban dilakukan oleh tim gabungan.
Terdiri dari Basarnas Pos SAR Tahuna, TNI, Polri, pemerintah setempat, keluarga korban, serta masyarakat penambang.
Identitas Korban
Adapun identitas korban yaitu Jatri Lomboh, laki-laki, alamat Desa Lesabe Lingkungan I, Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Kemudian Victor Luis Pontoh, laki-laki, alamat Desa Lesabe Lingkungan I, Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Pencarian Dilakukan Manual
Humas Basarnas Manado, Nuriadin Gumeleng menjelaskan proses pencarian dilakukan secara manual.
"Dengan penggalian dan penyiraman menggunakan water pump di lokasi yang diperkirakan menjadi titik tertimbunnya korban," terang Gumeleng.
Korban Ditemukan pada Malam Hari
Korban pertama, Jatri Lomboh, ditemukan pada pukul 21.32 Wita dalam keadaan meninggal dunia.
Korban kedua, Victor Luis Pontoh, ditemukan pada pukul 22.13 Wita dan juga sudah tidak bernyawa.
"Setelah berhasil dievakuasi, kedua korban kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk disemayamkan di rumah duka," jelas Nuriadin.
Nuriadin menambahkan pihak Basarnas Sulut wilayah Pos Sar Tahuna mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan berhati-hati terhadap potensi longsor di lokasi tambang tradisional yang memiliki risiko tinggi.
"Kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati karena cuaca akhir-akhir cukup buruk," pungkasnya.
Kronologi Kejadian
Sekitar pukul 09.00 WITA, kedua korban bersama tiga rekan lainnya mulai bekerja di lokasi PETI milik keluarga Tatali dengan penanggung jawab Faizal Tatali.
Lubang galian yang mereka kerjakan memiliki kedalaman sekitar dua meter.
Saat sebagian pekerja keluar, tiba-tiba tanah di sekitar lubang longsor dan langsung menimbun dua penambang yang masih berada di dalam.
Saksi pertama, Jun Vendri Diamare alias Nun, menuturkan dirinya mendapat kabar dari rekan lain bahwa dua penambang masih tertimbun sesaat setelah longsor terjadi.
Saksi kedua, Fiali Aer, yang duduk tidak jauh dari lokasi, melihat langsung tanah dari atas lubang jatuh menimpa korban.
Ia berteriak memanggil pekerja lain untuk meminta pertolongan.
Saksi ketiga, Adrianto Mehipe alias Nino, juga menyaksikan longsoran tanah tersebut.
Menurutnya, peristiwa itu terjadi begitu cepat sehingga tidak ada kesempatan menyelamatkan korban.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.