Info Kesehatan
Waspada Sarkopenia, Penyakit Orangtua yang Kerap Disepelekan hingga Bisa Berisiko Kematian
Sarkopenia dikenal sebagai “penyakit orangtua” karena umumnya menyerang mereka yang berusia lanjut.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Memasuki usia lanjut, tubuh mengalami berbagai perubahan, termasuk penurunan kondisi fisik yang membuat lansia lebih rentan terhadap beragam penyakit.
Salah satu kondisi yang sering dianggap sepele namun sebenarnya bisa berdampak serius adalah sarkopenia.
Sarkopenia dikenal sebagai “penyakit orangtua” karena umumnya menyerang mereka yang berusia lanjut.
Kondisi ini ditandai dengan penurunan massa otot rangka, kekuatan otot, dan/atau kemampuan fisik secara keseluruhan.
Baca juga: BSU 2025 Belum Cair Hingga Kini? Inilah Tiga Penyebab Umumnya hingga Cara Mengecek Statusnya
Seiring bertambahnya usia, otot-otot tubuh perlahan mengalami penyusutan, yang jika tidak ditangani, dapat mengganggu mobilitas hingga meningkatkan risiko jatuh dan cedera serius.
Meski tidak selalu langsung terasa, dampak sarkopenia bisa sangat signifikan terhadap kualitas hidup lansia. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejalanya sejak dini dan melakukan pencegahan melalui pola makan sehat, aktivitas fisik rutin, serta pemeriksaan medis secara berkala.
Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, dr Andhika Respati, SpKO, menekankan pentingnya mewaspadai penurunan fungsi otot ini karena dapat berkaitan dengan masalah kesehatan yang lebih serius, bahkan risiko kematian.
“Lebih jauh, terdapat kondisi yang disebut sarcopenia, yaitu kondisi yang ditandai dengan penurunan massa, kekuatan, dan fungsi otot. Meskipun secara umum berkaitan dengan penuaan, faktor risiko seperti gaya hidup tidak aktif, malanutrisi, serta penyakit kronis dapat mempercepat terjadinya sarkopenia,” jelas Andhika pada Sabtu (5/7/2025).
Kondisi sarkopenia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk keterbatasan mobilitas, peningkatan risiko jatuh, serta rawat inap di rumah sakit.
Penurunan massa otot juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis dan kematian dini.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tentang Angka Kecukupan Gizi untuk orang Indonesia pada tahun 2019, kebutuhan protein harian bagi orang dewasa berusia 19-64 tahun adalah 65 gram untuk laki-laki dan 60 gram untuk perempuan.
Sementara itu, untuk usia 65 tahun ke atas, kebutuhan protein harian adalah 64 gram untuk laki-laki dan 58 gram untuk perempuan.
“Manusia membutuhkan otot untuk menjaga postur tubuh, mendukung pergerakan anggota tubuh, menjaga agar tubuh tetap kuat, serta berperan penting dalam mendukung aktivitas sehari-hari. Namun sayangnya, saat menginjak usia 30 tahun, manusia mulai kehilangan sekitar 3 sampai 8 persen massa otot setiap dekadenya,” ungkap Andhika.
Ia menambahkan bahwa laju pengurangan massa otot semakin tinggi seiring bertambahnya usia.
Risiko sarkopenia akan meningkat apabila asupan nutrisi tidak mencukupi dan massa otot tidak dilatih.
Langkah Sederhana Rawat Mata Saat Lama Menatap Layar Komputer atau HP, Cukup Mudah |
![]() |
---|
Berikut 9 Cara Mudah Atasi Gangguan Insomnia, Tak Perlu Konsumsi Obat Tidur |
![]() |
---|
Apa Itu Languishing? Kondisi Psikologis Seseorang yang Merasa Hampa Meski Punya Segalanya |
![]() |
---|
Waspada Diabetes Tipe 1 pada Anak Sering tak Terdeteksi, Simak Penjelasannya |
![]() |
---|
Berikut 11 Persiapan Diri Lari Marathon untuk Pemula, Bisa Sampai Garis Finish |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.