Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tomohon Sulawesi Utara

Kisah Grup Tarian Ma’zani Elizabeth: Semangat Lansia Asal Rurukan Tomohon Jaga Warisan Budaya Lokal

Sekelompok lansia dari Kelurahan Rurukan, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, terus menyalakan api pelestarian budaya lewat tarian tradisional Ma’zani

Tribun Manado/Petrick Sasauw
TARIAN MA'ZANI - Group Elizabeth Rurukan, Kota Tomohon saat tampil di acara yang berlangsung di Four Point Hotel Manado, 19 Mei 2025. Grup ini mewakili semangat lansia Tomohon dalam melestarikan budaya lokal. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Di tengah modernisasi yang kian pesat, sekelompok lansia dari Kelurahan Rurukan, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, terus menyalakan api pelestarian budaya lewat tarian tradisional Ma’zani. 

Mereka adalah Grup Tarian Elizabeth, sebuah kelompok seni yang terdiri dari 12 orang.

Mereka semua telah berusia lanjut, namun semangatnya tetap membara.

Nama kelompok ini diambil dari pemimpinnya, Elizabeth, seorang perempuan tangguh berusia 75 tahun, yang telah mengenal tarian Ma’zani sejak masa remajanya. 

Saat ditemui dalam sebuah acara di Hotel Four Points Manado beberapa waktu lalu, Elizabeth berbagi kisah perjalanannya menjaga seni warisan leluhur Minahasa ini.

"Saya sudah menari sejak muda. Bagi saya, ini bukan hanya soal gerak tubuh. Ini doa, rasa syukur, dan cara kami menyampaikan cerita hidup orang Minahasa," ujarnya.

Ma’zani, yang berasal dari bahasa Tombulu dan berarti “melantunkan suara” atau “membunyikan”, bukan sekadar pertunjukan seni. 

Tarian ini adalah ekspresi syukur, semangat, dan cinta kasih yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Minahasa. 

Dalam setiap geraknya, tersimpan filosofi mendalam.

Mulai dari permohonan berkat, penggambaran kerja keras di kebun, hingga sukacita dalam panen dan kehidupan bersama.

Keunikan Ma’zani terletak pada perpaduan antara gerakan yang harmonis dan nyanyian yang dilantunkan bersama. 

Tarian ini biasa dibawakan dengan penuh penghayatan, mengenakan busana adat Minahasa yang khas, lengkap dengan kain batik, ikat kepala, dan hiasan tradisional lainnya.

Grup Elizabeth bukan hanya tampil di acara lokal. 

Mereka telah membawa nama Rurukan hingga ke tingkat nasional — seperti di event budaya di Jakarta, Tomohon International Flower Festival (TIFF), dan sejumlah event budaya besar lainnya.

Setiap penampilan mereka selalu mendapat sambutan meriah, bukan hanya karena keindahan tarian, tapi juga karena semangat yang mereka bawa.

Di usia senja, mereka tetap aktif, kreatif, dan konsisten dalam berkarya seperti memberi sebuah pesan kuat bahwa usia bukan penghalang untuk mencintai dan menjaga budaya.

Elizabeth mengaku, dirinya dan para anggota grup bukan sekadar tampil untuk memukau. 

Mereka ingin generasi muda melihat, belajar, dan melanjutkan. 

Ia berharap, Ma’zani tidak hanya menjadi tontonan, tapi juga menjadi identitas yang hidup dalam setiap anak muda Minahasa.

"Selama kami masih bisa bergerak, kami akan menari. Karena budaya ini harus tetap hidup," tutupnya.

Grup Tarian Elizabeth bukan hanya kelompok seni. 

Mereka adalah penjaga nilai-nilai budaya, yang lewat tarian Ma’zani mengajarkan tentang rasa syukur, cinta tanah, dan kebersamaan. 

Semangat mereka seperti pengingat bahwa budaya bukan sekadar warisan, tapi tanggung jawab yang harus dirawat. (Pet)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca berita lainnya di: Google News

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved