Sejarah
Berawal dari Kopi, Inilah Sejarah Terbentuknya Komunitas Suku Jawa di Timur Bolaang Mongondow Sulut
Sejarah terbentuknya komunitas Etnis Jawa di Bolaang Mongondow Timur Sulawesi Utara berawal sejak era Kolonial Belanda.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bumi Totabuan, atau Bolaang Mongondow Raya (BMR), Provinsi Sulawesi Utara, adalah rumah bagi beragam etnis.
Di wilayah yang kini terbagi dalam 4 Kabupaten dan 1 Kota ini, kita bisa melihat kebhinekaan Indonesia mewujud nyata.
Khusus di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur misalnya, di sini selain dihuni oleh mayoritas etnis tempatan yakni Mongondow, ada juga etnis Minahasa, Sanger, hingga komunitas etnis Jawa.
Kali ini kita akan membahas sejarah terbentuknya Komunitas Suku Jawa di Timur Bolaang Mongondow.
Sejarah

Sejarah terbentuknya komunitas Etnis Jawa di Bolaang Mongondow Timur berawal sejak era Kolonial Belanda.
Kala itu, orang-orang Jawa direkrut untuk menjadi buruh kopi di wilayah timur Bolaang Mongondow sekitar tahun 1909 hingga tahun 1928.
Waktu itu, Bolaang Mongondow masih merupakan sebuah negeri dengan corak Monarki yang dikenal dengan Kerajaan Bolaang Mongondow.
Setelah perusahaan kopi milik Belanda bangkrut, etnis Jawa ini kemudian memilih menetap di Bolaang Mongondow.
Mereka kemudian mendirikan desa Pertama yaitu Desa Purworejo.
Pasca revolusi kemerdekaan Republik Indonesia, masyarakat Jawa di Boltim semakin berkembang pesat.

Hingga pada tahun 1954 Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (sebelum mekar menjadi 4 kabupaten dan 1 kota) meresmikan Desa Purworejo.
Dipilihnya nama Purworejo bukan tanpa alasan.
Nama ini mengandung makna filosifis yang mendalam.
Purworejo berasal dari bahasa jawa yang terdiri dari dua kata yakni, Purwo yang artinya awal mula dan Rejo yang artinya makmur.
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Purworejo artinya: awal desa yang makmur.
Selanjutnya Desa Purworejo dimekarkan menjadi 2 yaitu Desa Purworejo dan Desa Liberia yang namanya diambil dari negara kawasan Afrika bagian barat yang merupakan asal dari kopi Liberika.
Pada Tahun 2006 desa Purworejo dimekarkan lagi menjadi dua.
Yaitu desa Purworejo dan desa Purworejo Timur.
Sementara Liberia dimekarkan menjadi Desa Liberia dan Liberia Timur.
Pemekaran kembali terjadi pada tahun 2014.
Purworejo Timur dimekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Purworejo Timur dan Desa Sumber Rejo.
Serta Desa Liberia dimekarkan lagi menjadi Desa Liberia dan Desa Candi Rejo.
Proses Pemekaran yang panjang tersebut membuat desa dengan warga Etnis Jawa yang ada di Kecamatan Modayag, Kabupaten Boltim menjadi 7 Desa.
7 Desa di Purworejo dan Liberia Bersatu merupakan pusat holtikultura dan perkebunan kopi yang ada Di Sulawesi Utara.
Selain sebagai aset peninggalan Kolonial Belanda, Kualitas kopi yang ada di wilayah Desa Purworejo dan Liberia Bersatu juga memiliki kualitas kopi yang diburu pengusaha kedai kopi di Sulut maupun Nasional.
Selain itu, di wilayah Purworejo dan Liberia bersatu Juga terdapat perkebunan Padi, ternak ikan air tawar, ternak ayam serta Pembudidayaan Tanama Holtikultura.
Tidak lupa juga sektor UMKM, Masyarakat Purworejo dan Liberia bersatu ada yang menjadi penjahit, industri khas Jawa dan penjual makanan khas Jawa.
Menariknya setiap tahun Pemkab Boltim dan masyarakat Bolaang Mongondow Timur selalu menggelar acara Festival Budaya Jawa yang menampilkan beragam budaya dan adat khas Jawa.
Acara ini selalu ramai dihadiri warga, bukan hanya dari Bolaang Mongondow Timur, tapi di seluruh penjuru Sulawesi Utara.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Baca berita lainnya di: Google News
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Sejarah Terbentuknya 7 Desa Etnis Jawa di Boltim, Pemasok Kopi Kualitas Super di Sulawesi Utara, page=all#goog_rewarded. Penulis: Teguh Putra Mamonto | Editor: Rizali Posumah
Kisah AH Nasution, Pahlawan Nasional Indonesia, Konseptor Perang Gerilya yang Mendunia |
![]() |
---|
Kisah Amir Syarifuddin, Pejuang Tiga Zaman: Kolonial, Jepang, dan Revolusi RI |
![]() |
---|
Kisah di Balik Nama Es Teler: Dari Celetukan Mahasiswa UI hingga Legenda Metropole |
![]() |
---|
3 Agustus dalam Sejarah: Mantan Presiden Soeharto Jadi Tersangka Korupsi Rp 600 Triliun |
![]() |
---|
Kisah Tsar Terakhir Rusia: Kejatuhan Nicholas II dan Runtuhnya 300 Tahun Kekuasaan Romanov |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.