Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Demo Ojol

Sulit Cari Duit, Driver Online di Manado Tak Akan Ikut-ikutan Aksi Mogok Offbid 205

Komunitas pengemudi online di Manado Sulawesi Utara tak akan ikut aksi mogok massal yang direncanakan pada Selasa (20/5/2025) besok. 

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Glendi Manengal
Tribun Manado / Fernando Lumowa
APLIKASI OJOL - Ilustrasi penggunaan aplikasi transportasi online. Driver online di Manado tak akan ikut-ikutan aksi mogok offbid 205 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Komunitas pengemudi online di Manado Sulawesi Utara tak akan ikut aksi mogok massal yang direncanakan pada Selasa (20/5/2025) besok. 

Aksi Akbar "offbid" 205 ini digagas sebagai bentuk protes terhadap praktik pemotongan pendapatan oleh aplikator yang dinilai memberatkan. 

Merry Wuysang, Ketua Driver Online Perempuan "Wonder Women WAO" Sulut menyatakan, pihaknya tak akan ikut aksi Offbid. 

"Kami bukan tidak bersolidaritas tapi pertimbamgannya, saat ini lagi sulit cari duit. Kalau teman-teman kita suru stop aplikasi, siapa yang kasih makan mereka dan keluarga?" kata Merry kepada Tribunmanado.com, Senin (19/5/2025). 

Merry yang juga Moderator Sahabat Grab Club Wanua mengatakan, ia merasa saat ini bukan saatnya lagi berdemo dengan mogok mencari orderan. 

"Lebih baik kita berdiplomasi. Mengemukakan pendapat lewat jalur resmi, melalui pihak yang kita percayakan," katanya. 

Apalagi, kata Merry, saat ini pembina komunitas pengemudi online di Sulut, Christian Yokung dipercaya sebagai Staf Khusus Gubernur Sulut. 

"Meskipun demikian, kita tidak membatasi jika ada anggota, pribadi yang mau ikut. Ikut hak," kata Merry yang juga Bendahara Umum WAO (Wadah Asosiasi Online) dan Pembina Go Online Manado Community (GMC). 

Demo Ojol

Massa driver ojok online (ojol) berencana melakukan unjuk rasa bertajuk Aksi 205 di berbagai kota pada Selasa (20/5/2025).

Tidak hanya di Jakarta, demo ojol dalam Aksi 205 rencananya juga digelar di Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Surakarta, Balikpapan, Makassar, Manado, dan Ambon.

Para ojol juga mengancam akan mematikan aplikasi alias off bid secara massal.

Hal ini seperti yang disampaikan Asosiasi pengemudi ojek online, Garda Indonesia. 

Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menjelaskan aksi off bid massal ini bertujuan memberikan tekanan kepada aplikator yang dinilai melanggar regulasi dan merugikan pengemudi online roda dua dan roda empat.

"Kami merasa pemerintah seolah membiarkan. Tidak ada perlindungan nyata bagi pengemudi, padahal kami bagian dari ekosistem transportasi digital nasional,” ungkap Igun.

Raden mengatakan sebagian aplikator melakukan pemotongan hingga 50 persen dari pendapatan mitra.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved