Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemprov Sulut

Gubernur Sulut YSK Wacanakan Cap Tikus Dijual Secara Internasional Demi Sejaterahkan Petani Aren

Gubernur YSK wacanakan cap tikus diperdagangkan secara internasional demi menyejaterahkan para petani aren di Sulut.

|
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Frandi Piring
Tribunmanado.com/Rhendi Umar
GUBERNUR SULUT - Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus Komaling (YSK) wacanakan cap tikus diperdagangkan atau dijual secara internasional demi menyejaterahkan para petani aren di Sulut saat berdialog dengan sejumlah rektor dan dosen dari universitas negeri dan swasta di Sulut pada Kamis (8/5/2025). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus Komaling (YSK) mewacanakan minuman tradisional cap tikus dapat diperdagangkan secara internasional.

Hal tersebut disuarakan Gubernur YSK saat berdialog dengan para akademisi terkait masalah produksi cap tikus.

Gubernur YSK melihat perlu ada kajian mendalam terkait langkah lanjut dari produksi cap tikus di Sulut.

"Cap tikus kita ini murah meriah, tapi efeknya besar. Kita harus memberikan solusi kepada masyarakat kita khususnya bagi petani pohon aren," jelasnya dalam pertemuan dengan Rektor dan Pimpinan Universitas di Rudis Gubernur, Kamis (8/5/2025)

Menurut Gubernur YSK, salah satunya dengan mencarikan investor untuk membuat perusahaan yang olahannya terbuat dari hasil pohon aren.

"Kalau itu bisa terjadi, maka akan menjadi solusi kedepan. Agar cap tikus tidak dipersalahgunakan, malahan bisa menjadi penyumbang PAD bagi Sulut," kata Gubernur ke-13 Sulut ini.

Kemudian hasil dari olahan tersebut, kata Gubernur YSK, diwajibkan DIekspor ke luar negeri atau diperdagangkan secara internasional karena harganya cukup tinggi.

"Artinya pendapatan masyarakat petani pohon aren ini akan lebih meningkat. Hal itu juga tentunya dapat mengurangi efek negatif dari pembuatan cap tikus untuk dikonsumsi masyarakat secara berlebihan," ucapnya.

DIALOG DOSEN - Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Yulius Selvanus Komaling (YSK) berdialog dengan sejumlah rektor dan dosen dari universitas negeri dan swasta di Sulut, Kamis (8/5/2025). Yulius meminta masukan untuk RPJMD.
DIALOG DOSEN - Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Yulius Selvanus Komaling (YSK) berdialog dengan sejumlah rektor dan dosen dari universitas negeri dan swasta di Sulut, Kamis (8/5/2025). Yulius meminta masukan untuk RPJMD. (Tribunmanado.com/Rhendi Umar)

Beberapa waktu lalu, Gubernur YSK juga telah menegaskan komitmennya dimana akan menyejahterakan para pengusaha cap tikus

"Mereka selama berusaha tapi saat menjual mereka bingung, karena tak bisa diputar kemana-kemana akhirnya diminum sendiri," jelas Gubernur YSK dalam Rapat Paripurna dalam Rangka Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Tahun 2024, Senin (24/3/2025).

Gubernur YSK akan mencari solusi secepatnya akan cap tikus bisa menjadi produk daerah yang bisa menjadi penghasilan dan memiliki izin.

"Kita harus carikan solusi agar itu bisa menjadi penghasilan buat masyarakat kita," jelasnya. 

Rapat paripurna pada Maret lalu itu dipimpin langsung Ketua DPRD Andi Silangen didampingi Wakil Ketua DPRD lainnya beserta 25 Anggota DPRD lainnya. 

Proses Pembuatan Minuman Cap Tikus dengan Cara Tradisional

TribunManado.co.id telah memuat informasi terkait tahapan serta cara pengolahan cap tikus dalam agenda peliputan tahun 2022 lalu.

Lokasi pembuatan cap tikus yang dikunjungi Tim TribunManado.co.id, yaitu milik pasangan suami istri bernama Maikel dan Yunita dari Desa Wiau Lapi, Kecamatan Tareran, Minsel, Sulut.

Maikel sudah lebih dari 10 tahun menjalankan usaha pengolahan cap tikus

Maikel membuat tempat pengolahan Cap tikus dengan cara tradisional.

Lokasinya hanya di belakang rumah, tak jauh dari lokasi pemukiman warga. 

Kepada TribunManado.co.id, Yunita menjelaskan proses pembuatan cap tikus

Mulanya, Maikel suaminya mengambil Saguer (air nira) terlebih dahulu di pohon seho (pohon enau).

Proses ini dikenal dengan sebutan Ba Tifar.

Selanjutnya, air nira atau saguer dikumpulkan lalu diendap. 

Kemudian, saguer tersebut dimasukkan ke dalam wadah untuk diolah. 

"Nantinya uapnya bisa masuk ke pipa-pipa bambu yang sudah kami buat sehingga yang awalnya uap, bisa kembali menjadi cair itulah captikus kami tampung lagi kedalam galon," ujar Yunita saat diwawancarai Tribun Manado, pada 29 Oktober 2022 lalu. 

Dalam sepekan Maikel dan Yunita mengolah atau memasak cap tikus 3 kali. 

Dari penyulingan 120 botol saguer (600 ml) menghasilkan 26 botol cap tikus

"Sampai saat ini (2022) kami masih menjual eceran, ada pedagang yang datang ambill langsung disini. Untuk satu galon kami jual dengan harga 500 ribu," kata Maikel. 

cara pembuatan minuman cap tikus
CAP TIKUS - Pasangan suami istri bernama Maikel dan Yunita dari Desa Wiau Lapi Kecamatan Tareran, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara sudah lebih dari 10 tahun menjalankan usaha pengolahan cap tikus. Foto diambil pada Oktober 2022 lalu, saat Tim TribunManado.co.id menyambangi tempat pengolahan cap tikus milik Maikel di Desa Wiau.

Maikel dan sang istri sangat bersyukur dengan usaha pengolahan Captikus mereka bisa memenuhi kebutuhan keluarga. 

Mereka juga berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian khusus bagi para petani cap tikus

Diketahui, banyak petani cap tikus di daerah Minahasa Selatan bisa menghidupi keluarga serta menyekolahkan anak sampai kejenjang perguruan tinggi dari hasil penjualan cap tikus

Sebagai pengingat, minuman cap tikus mengandung alkohol dengan kisaran kadar rendah 40, 50 persen hingga maksimal di angka 80 persen. 

Jadi, lebih baiknya minuman cap tikus tidak dikonsumsi secara berlebihan.

Secukupnya saja untuk memanaskan tubuh di saat cuaca terasa dingin.

Itulah proses pengolahan cap tikus, minuman tradisional dari Sulawesi Utara, khususnya daerah Minahasa.

(TribunManado.co.id/Rhendi Umar/Manuel Mamoto)

-

Baca juga: Gubernur Sulut Yulius Selvanus Tegaskan Keberpihakan pada Penambang Rakyat dan Petani Cap Tikus

 

 

 

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved