Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Studi Baru: Diet Tinggi Garam Dapat Memicu Depresi

Studi baru menemukan hubungan kausal potensial antara pola makan tinggi garam dan gejala seperti depresi pada tikus.

Editor: Arison Tombeg
Kolase TM/shutterstock
DEPRESI - Ilustrasi orang depresi. Studi baru menemukan hubungan kausal potensial antara pola makan tinggi garam dan gejala seperti depresi pada tikus, menggarisbawahi pentingnya gizi seimbang bagi kesehatan mental. 

Risiko lain apa yang terkait dengan asupan garam yang tinggi?

"Tubuh kita membutuhkan garam untuk fungsi dasar, tetapi pola makan modern membuat kita mengonsumsi lebih banyak dari yang diperlukan karena natrium merupakan pengawet yang murah dan efektif. Ada juga faktor evolusi—natrium dulunya langka, dan kita belajar untuk lebih menyukai makanan yang menyediakan apa yang kita kurangi.

“Studi observasional menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi banyak garam biasanya mendapatkannya dari makanan olahan. Garam dapur yang ditambahkan di rumah paling banyak menyumbang sepertiga dari asupan natrium kita—bahkan jika kita menambahkan garam ke makanan kita. Masalah sebenarnya terletak pada makanan olahan, yang mengandung kadar garam yang jauh lebih tinggi. Makanan ini lebih erat kaitannya dengan penyakit dan gangguan kesehatan secara keseluruhan seperti kanker dan penyakit kardiovaskular.”

“Cara paling sederhana adalah mengurangi makanan olahan dan menghindari makanan yang diberi label mengandung natrium tinggi. Selain itu, saat memasak, sebaiknya tambahkan garam di akhir proses—ini membuat rasanya lebih terasa, dan Anda akhirnya menggunakan lebih sedikit garam secara keseluruhan.” (Tribun)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved