Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Pertamina

Dirut Pertamina Simon Mantiri Kena Semprot karena Tak Bahas soal Pertamax Oplosan, DPR: Rakyat Marah

Direktur Utama (Dirut) Pertamina Simon Aloysius Mantiri kena semprot para anggota Dewan.

Editor: Glendi Manengal
DOK. Pertamina via Kompas
DIRUT PERTAMINA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri kena semprot para anggota Dewan, Selasa (11/3/2025). Anggota DPR marah karena kasus Pertamax Oplosan tak dibahas sama sekali. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ramai dibahas soal Pertamina karena kasus korupsi pengoplosan terhadap bensin Pertamax.

Namun saat rapat dengar pendapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Selasa (11/3/2025).

Direktur Utama (Dirut) Pertamina Simon Aloysius Mantiri jutru tak membahas soal kasus korupsi di PT Pertamina

Hal tersebut membuat orang nomor satu di PT Pertamina (Persero) kena semprot para anggota Dewan.

Kasus ini memantik amarah publik yang merasa sadar diri karena tidak menggunakan bensin subsidi, yakni Pertalite.

Anggota DPR marah-marah 

Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDI-P Mufti Anam menyemprot Simon dan kawan-kawan karena tidak membahas sedikit pun kasus bensin Pertamax oplosan.

Padahal, kata Mufti, mereka sudah menunggu rapat tersebut digelar selama berminggu-minggu.

"Pada RDP kali ini, jujur saja, Pak, kami sedikit kecewa, kami tunggu-tunggu dari tadi paparan soal ter-update Pertamax oplosan, tapi tidak ada sebait kata pun yang menjelaskan di kesempatan ini," ujar Mufti.

"Padahal, kami menunggu-nunggu rapat ini dari berminggu-minggu yang lalu, sampai kami coba ingatkan di grup Komisi VI dan sebagainya. Dan alhamdulillah hari ini terlaksana. Tapi juga tidak bisa mengurangi kegundahan kami dan masyarakat kami, Pak," sambungnya.

Mufti mengatakan, rakyat sedang marah besar terhadap Pertamina di bulan suci Ramadhan ini.

Dia menyebutkan, masyarakat merasa ditipu oleh Pertamina selama bertahun-tahun lamanya.

"Innalilahi wa innailaihi rajiun, Pak, di tengah bulan suci Ramadhan, hari ini seluruh rakyat marah, Pak. Marah besar. Bahkan kami punya saudara, setiap hari setiap ketemu kami selalu mengungkapkan kemarahannya. Mereka kecewa begitu mendalam terhadap Pertamina karena mereka merasa tertipu bertahun-tahun selama ini," kata Mufti.

Mufti lantas mengenang masa-masa pada Desember 2024, ketika DPR sudah mempertanyakan kualitas BBM Pertamina.

Dia mengatakan, apa yang DPR khawatirkan saat itu ternyata menjadi bom waktu yang saat ini meledak.

"Maka harapan kami, korupsi yang sudah ditangani Kejaksaan, yaitu Pertamax oplosan, yang katanya sudah merugikan negara lebih dari Rp 1.000 triliun ini, dan juga bahkan kemarin yang ter-update ditemukan juga kontrak oplosan antara Pertamina dengan pihak swasta, yang sudah berjalan sejak 2017, maka saya berharap ada penjelasan sejelas-jelasnya di akhir sesi," tukasnya.

Sepakat tak perlu panja

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved