Rusia - AS Bahas Ukraina, Kremlin: Takkan Berdampak pada Kerja Sama dengan Iran
Dimulainya pembicaraan Rusia - Amerika Serikat tidak akan memengaruhi kerja sama Moskow dengan Teheran.
TRIBUNMANADO.CO.ID, Riyadh - Dimulainya pembicaraan Rusia - Amerika Serikat tidak akan memengaruhi kerja sama Moskow dengan Teheran, kantor berita TASS melaporkan pada hari Selasa, mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Rusia siap membantu Iran dalam memecahkan masalah yang terkait dengan program nuklirnya, Peskov menambahkan.
Presiden Trump menghidupkan kembali dialog AS-Rusia, dengan mengirim diplomat utamanya Marco Rubio untuk bertemu dengan mitranya Sergey Lavrov di Arab Saudi, mengesampingkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan negara-negara Eropa.
Zelenskyy menegaskan tidak ada keputusan yang harus dibuat tanpa Ukraina dan tidak akan menghadiri pembicaraan tersebut, karena para pemimpin Eropa, yang khawatir dengan pendekatan sepihak Trump, bertemu.
Para pemimpin Eropa mengatakan mereka siap memberikan jaminan keamanan kepada Ukraina dan memperingatkan bahwa akan berbahaya bagi Kyiv untuk menyetujui gencatan senjata tanpa adanya perjanjian perdamaian yang dinegosiasikan dengan Moskow, kata para pejabat.
Tawaran komitmen keamanan Eropa untuk Ukraina disampaikan dalam sebuah pertemuan di Paris pada hari Senin, yang diserukan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecualikan sekutu Eropa dan pimpinan Kyiv dari negosiasi, yang akan berlangsung di Arab Saudi, dengan Rusia terkait kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina.
"Siap dan bersedia. Itulah pendapat saya dari pertemuan hari ini di Paris. Eropa siap dan bersedia untuk melangkah maju. Untuk memimpin dalam memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina," kata Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte dalam sebuah unggahan di media sosial setelah pertemuan darurat tersebut.
"Rinciannya perlu diputuskan tetapi komitmennya jelas," kata Rutte.
Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan setelah pertemuan tersebut bahwa para pemimpin "siap untuk memberikan jaminan keamanan, dengan modalitas yang akan diperiksa dengan masing-masing pihak, tergantung pada tingkat dukungan Amerika".
"Kami setuju dengan Presiden Trump tentang pendekatan 'perdamaian melalui kekuatan'," kata pejabat itu, merangkum hasil pertemuan tersebut.
"Kami yakin berbahaya untuk mengakhiri gencatan senjata tanpa perjanjian damai pada saat yang sama," kata pejabat itu.
Perundingan darurat selama tiga jam di Istana Elysee di Paris itu menyusul pernyataan AS tentang Ukraina minggu lalu yang membuat aliansi transatlantik yang dulunya solid menjadi kacau.
Perundingan itu juga menyusul panggilan telepon antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah kekhawatiran bahwa Washington siap meninggalkan Ukraina dan merangkul Kremlin, sementara juga bersikap dingin kepada sekutu tradisional AS di Eropa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Senin malam bahwa ia telah berbicara dengan Macron tentang jaminan keamanan untuk negaranya, seraya menambahkan bahwa gencatan senjata yang lemah dengan Rusia hanya akan menjadi "awal" bagi agresi Rusia yang lebih besar terhadapnya atau negara-negara lain di Eropa.
"Kami memiliki visi yang sama: jaminan keamanan harus kuat dan dapat diandalkan," kata Zelenskyy di media sosial dikutip Al Jazeera.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.