Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rubio: Iran Sumber Ketidakstabilan Timur Tengah, Hamas Harus Dihilangkan

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio baru saja menyampaikan pidatonya kepada media. 

Editor: Arison Tombeg
TM/Al Jazeera
UNJUK RASA - Tangkapan layar video ribuan orang pro-Palestina unjuk rasa di London pada Sabtu waktu setempat. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio baru saja menyampaikan pidatonya kepada media.  

TRIBUNMANADO.CO.ID, Gaza - Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio baru saja menyampaikan pidatonya kepada media. 

Dia mengatakan Trump sudah jelas mengenai Hamas. Hamas tidak bisa terus menjadi kekuatan militer atau pemerintah. 

Ia kemudian menyatakan kelompok tersebut harus “dihilangkan” dan “dibasmi”.

Rubio mengatakan tujuan AS dan Israel di Lebanon “selaras”, dan menambahkan bahwa negara Lebanon yang kuat “dapat menghadapi dan melucuti senjata Hizbullah”.

Dia menyebut Iran sebagai “satu-satunya sumber ketidakstabilan terbesar di kawasan”.

Rubio menuduh Iran mendukung kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hizbullah dan bertanggung jawab atas destabilisasi Suriah dan menyebabkan kekerasan di Tepi Barat yang diduduki.

“Nuklir Iran tidak akan pernah ada,” katanya, seraya menambahkan bahwa hal ini dapat membuat Iran “kebal terhadap tekanan dan tindakan”.

Dikutip Al Jazeera, Netanyahu mengatakan Trump adalah sahabat terbaik Israel yang pernah dimiliki di Gedung Putih.

Ia menyampaikan pernyataan tersebut dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio di Yerusalem Barat.

Netanyahu mengatakan bahwa ia berdiskusi dengan Rubio mengenai "visi berani" Trump untuk masa depan Gaza, seraya menambahkan bahwa ia dan Trump tengah bekerja sama dan berkoordinasi penuh terkait situasi di Gaza.

Dia menekankan bahwa Israel bertekad untuk mencapai tujuan perang di Gaza.

Dikutip Al Jazeera, Rubio mengadakan pertemuan tatap muka dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem Barat, dan sekarang mereka berada dalam pertemuan yang diperluas yang mencakup beberapa anggota kabinet Netanyahu, termasuk menteri pertahanan, Menteri Luar Negeri, dan Menteri urusan strategis.

Kunjungan ini dilakukan karena Israel belum bernegosiasi untuk tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata yang akan dimulai dalam dua minggu pada tanggal 1 Maret.

Namun, laporan dalam media Israel menunjukkan bahwa Benjamin Netanyahu tertarik untuk memperpanjang fase pertama dari fase 42 hari.

Dia ingin memperpanjangnya daripada melanjutkan ke tahap dua karena dia ingin melepaskan lebih banyak tawanan tanpa berkomitmen pada sisa kesepakatan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved