Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

Pelayanan Kesehatan Berbasis Profit, Sebuah Katastrofik Kemanusiaan?

KESEHATAN pada dasarnya merupakan Hak Asasi Manusia yang menjadi hak dasar yang dibawa setiap manusia sejak dia lahir.

Editor: David_Kusuma
DOk Pribadi
dr Adi Tucunan MKes (Staf Pengajar FKM Unsrat) 

Banyak di antara kita mungkin berasumsi bahwa bekerja di sektor kesehatan adalah tambang untuk memperoleh kekayaan, dan memang banyak tenaga kesehatan menjadi kaya raya dengan mendapat imbalan jasa dari pelayanan yang diberikan. Tetapi jika orientasi ini dipertahankan dan kita melayani dengan tujuan utama adalah keuntungan finansial, maka kita sedang menyangkali keluhuran dan sisi kemanusiaan dari profesi kita sendiri.

Seorang tenaga kesehatan tidak bedanya dengan seorang penjual barang jika berorientasi pada profit. Sebaliknya, ada perbedaan signifikan antara profesi kesehatan dengan profesi lain dalam hal pelayanan, karena kita sangat berdekatan dengan manusia dan dirinya yang seutuhnya, bukan tentang barang yang diperdagangkan.

Jika seorang dokter berpikir bahwa pasiennya adalah objek keuntungan finansial dan tujuan pendidikan dia adalah untuk mencari keuntungan finansial sebanyak mungkin, maka ini akan menjadi tragedi kemanusiaan yang besar, karena manusia yang dia layani akan dibajak kemanusiaannya dengan cara memperlakukan pasien sebagai objek materi dia.

Pelayanan kesehatan harus dibedakan dengan bisnis pribadi karena kita terikat dengan sumpah profesi yang akan memperlakukan semua manusia ciptaan Tuhan dengan sebaik-baiknya, bukan kita disumpah untuk mencari keuntungan materi.

Distorsi makna pelayanan kesehatan saat ini banyak telah berubah, akibat industrialisasi yang masuk ke dunia kesehatan mengubah cara pandang kita dalam pelayanan. Rumah sakit atau individu yang bekerja di sektor kesehatan demi memperoleh keuntungan kadang mengabaikan hal paling bermakna dalam proses pelayanan yaitu penghormatan terhadap kemanusiaan seseorang yang dijunjung tinggi oleh semua konstitusi di negara mana pun di dunia.

Hari ini juga nampaknya ada asumsi bahwa biaya pendidikan kesehatan adalah mahal, dan ini harus ditebus dengan tarif yang mahal juga di sektor kesehatan. Dunia industri kesehatan benar-benar memakan korban di era sekarang, dengan banyaknya kasus ‘pemerasan terselubung’ bagi masyarakat yang mendapat pelayanan.

Banyaknya kasus Fraud di instansi kesehatan meliputi penipuan administrasi, mark-up anggaran, manipulasi diagnosa penyakit dan sebagainya, memberitahukan kita bahwa sektor kesehatan sudah diamputasi dari nilai-nilai luhur menjadi hanya sekedar mencari profit. Banyak rumah sakit yang terindikasi fraud karena melakukan banyak malpraktek, maladministrasi dan mismanajemen dalam menjalankan perannya; semua ini karena berujung pada satu tujuan yaitu mendapat profit sebesar-besarnya, dengan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan dan kejujuran serta penghormatan terhadap prinsip good governance.

Fraud di sektor kesehatan terindikasi cukup sering yang mengakibatkan kerugian keuangan yang cukup besar. Mentalitas mencari untung sendiri  akan mengakibatkan seorang tenaga kesehatan tidak berfokus untuk membuat efisiensi pelayanan kesehatan tapi akan mencari cara untuk memperbesar biaya pelayanan yang tidak seharusnya.

 Misalnya seorang dokter akan meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat atau teknologi yang tidak diperlukan karena ini akan memakan biaya mahal. Ada juga dokter yang akan memberi resep obat yang akan ditebus di luar apotik rumah sakit karena ada kerjasama dengan pihak apotik atau industri farmasi untuk mendapatkan keuntungan dari situ; dan ada banyak kasus lain yang berhubungan dengan upaya mencari untung yang tidak bisa disebutkan. Ini semua melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan dan tata kelola pelayanan kesehatan yang baik.

Pentingnya pengawasan yang ketat serta komitmen politik yang kuat dari pemerintah harus benar-benar terjadi untuk menjalankan sektor kesehatan yang manusiawi dan sesuai dengan etika dan profesi kesehatan yang dijunjung tinggi dan mendapat tempat terhormat.

Para tenaga kesehatan perlu menyadari bahwa tugas mulia mereka tidak dibatasi dengan kewajiban teknis operasional medis semata tapi lebih kepada bagaimana penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan adalah barisan terdepan untuk membuat pelayanan kesehatan menjadi lebih beradab dan manusiawi.

Semoga kita semua bisa bersinergi menciptakan suatu ekosistem pelayanan kesehatan lebih bermartabat dan berperikemanusiaan sehingga cita-cita negara untuk mensejahterakan rakyat melalui kesehatan bisa dicapai tanpa mengorbankan nyawa manusia lebih banyak lagi. (*)

 

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Aib untuk Like

 

Relawan Palsu dan Politik Rente

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved