Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari Pahlawan

Daftar Tokoh Asal Sulawesi Utara yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Sudah 11 yang Mendapat Gelar

Sosok Tokoh dari Sulawesi Utara yang diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Glendi Manengal
Kolase TribunManado
Daftar Tokoh Sulut yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional berturut-turut dari kiri, Ch Taulu, Alexander Kawilaran, Hein Worang Daan Mogot 

4. Daan Moggot

Elias Daniel Mogot atan Daan Mogot mungkin lebih banyak dikenal sebagai nama jalan sepanjang 27,5 km dari Grogol, Jakarta Barat hingga Sukarasa, Tangerang.

Mungkin belum banyak yang tahu bahwa Daan Mogot adalah pahlawan asal Manado yang gugur di usia sangat muda, 18 tahun.

Daan Mogot gugur dalam Pertempuran Lengkong 25 Januari 1946 bersama dua paman Prabowo Subianto yakni Subianto Djojohadikusumo (21 tahun) dan Sujono Djojohadikusumo (16).

Daan Mogot memiliki nama asli Elias Daniel Mogot. Dia lahir di Manado, Sulawesi Utara pada 28 Desember 1928.

Daan Mogot merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara pasangan Nicolaas Mogot dan Emilia Inkiriwang. 

 

Dikutip dari jurnal Mayor Daan Mogot (1928-1946) Peran dan Perjuangannya, Daan Mogot bisa bersekolah di ELS (Europeesche Lagere School), sekolah untuk anak-anak Belanda atau Eropa karena ayahnya Hakim Besar Ratahan. 

Selepas lulus dari ELS, dia melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) sekolah setingkat SMP. 

Saat usianya 14 tahun, Daan Mogot terpilih masuk Seinen Dojo, pelatihan militer pada masa pendudukan Jepang. Itulah awal mula Daan Mogot terjun ke dunia militer. 

Karena dinilai cerdas, Daan Mogot lalu terpilih menjadi anggota PETA (Pembela Tanah Air) adalah satuan militer yang dibentuk Jepang di Indonesia pada masa pendudukan Jepang.

Daan Mogot adalah anggota PETA angkatan I tahun 1943 saat usianya baru 14 tahun, walaupun sebenarnya ia tak memenuhi syarat karena usianya belum genap 18 tahun. 

Saat itu, kebanyakan orang-orang PETA adalah orang-orang Jawa, sehingga orang Manado seperti Daan Mogot termasuk langka. 

Setelah pelatihan PETA di Bogor, Daan Mogot diangkat sebagai Shodancho, jabatan setingkat komandan peleton dan ditempatkan di Bali. 

Selain itu, karena prestasinya ia diangkat sebagai instruktur pelatih PETA di Bali bersama Zulkifili Lubis, Kemal Idris, dan sejumlah perwira PETA lainnya. 

Diusulkan Sejarawan Sulut

Sebelumnya untuk daerah sekecil Sulut dengan jumlah penduduk hanya satu persen nasional, Sulut tergolong rutin menyetor pahlawan nasional.

Di luar nama nama itu, masih ada juga banyak nama.

Sejarawan Sulut Ivan Kaunang yang juga tim pengkaji pahlawan nasional dari Sulawesi Utara menuturkan, sejumlah nama tokoh pejuang asal Sulut sudah diusulkan sebagai pahlawan nasional.

"Ada Ch Taulu, kemudian A E Kawilarang lalu H V Worang dan Daan Mogot," kata dia Rabu (8/11/2023).

Sebut dia, para tokoh ini punya rekam jejak perjuangan yang heroik. Ia mencontohkan Daan Mogot. 

Mati dalam usia masih 18 tahun saat hendak melucuti senjata tentara Jepang.

Kemudian Kawilarang yang berjasa dalam menumpas pemberontakan serta membentuk postur pasukan TNI di masa awalnya, yang salah satunya membentuk pasukan yang jadi cikal bakal Kopassus.

Ivan mengusulkan kepada pemerintah Sulut untuk memberi gelar pahlawan daerah kepada sejumlah tokoh pejuang di Sulut. 

"Banyak pejuang di Sulut yang layak dapat gelar pahlawan, mereka dapat dijadikan pahlawan daerah, contohnya tokoh yang terlibat dalam peristiwa merah putih," katanya.

Pihaknya berupaya memenuhi segala persyaratan, mulai naskah akademis, seminar dan persetujuan pemerintah.

"Dari sini pun harus dibawa ke pusat, disana ada tim pengkaji sendiri yang terdiri dari sejarawan dan lainnya," kata dia.

(TribunManado.co.id)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved