Sejarah
Sejarah Kabasaran, Tarian yang Dipakai Menyambut Imba saat Daftar di KPU Manado Sulawesi Utara
Saat tarian Kabasaran dimainkan menyambut kedatangannya dan Kristo, sontak Imba pun berteriak dengan kalimat sakral khas Minahasa, "I Yayat U Santi."
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
Pasukan Kawasaran merupakan penjaga atau pelindung wilayah di Minahasa.
Saat ini sering digunakan untuk mengantar tamu, menjaga tamu dan tuan rumah jika ada kegiatan besar.
"Kawasaran dilakukan pada kegiatan besar, berfungsi sebagai pengawal kegiatan, termasuk pesta perkawinan.
Kawasaran juga dimaknai jika terjadi sebuah ancaman maka akan muncul para pelindung negeri," ujarnya.
Dikutip dari buku Kolintang Inspirasi Indonesia: Bapontar Magazine (2013) karya Beiby Sumanti, kata kawasaran berasal dari kata "wasal" yang berati ayam jantan yang dipotong jenggernya agar sang ayam menjadi lebih garang dalam bertarung.
Tari Kabasaran diiringi oleh suara tambur atau gong kecil.
Alat musik seperti gong, tambur atau kolintang disebut "pa" "wasalen" dan para penarinya disebut kawasaran, yang menari dengan meniru gerakan dua yama jantan yang sedang bertarung, hampir mirip dengan tarian Cakalele dari Maluku.
Kata kawasalan tersebut kemudian berkembang menjadi "kabasaran" yang merupakan gabungan dua kata "kawasalan ni sarian" "kawasal" berati menemani dan mengikuti gerak tari.
Sedangkan "sarian" adalah pemimpin perang yang memimpin tari keprajuritan tradisional Minahasa tersebut.
Perkembangan bahasa Melayu Manado, kemudian mengubah huruf "W" menjadi "B", sehingga kata itu berubah menjadi kabasaran.
Pada zaman dulu para penari Kabasaran hanya menjadi penari pada upacara-upacara adat.
Namun, dalam kehidupan sehari-hari, mereka adalah petani dan rakyat biasa. Apabila Minahasa berada dalam keadaan perang, maka para penari Kabasaran menjadi Waraney (ksatria).
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>
Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>
Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>>
Referensi: Kompas
Kisah Amir Syarifuddin, Pejuang Tiga Zaman: Kolonial, Jepang, dan Revolusi RI |
![]() |
---|
Kisah di Balik Nama Es Teler: Dari Celetukan Mahasiswa UI hingga Legenda Metropole |
![]() |
---|
3 Agustus dalam Sejarah: Mantan Presiden Soeharto Jadi Tersangka Korupsi Rp 600 Triliun |
![]() |
---|
Kisah Tsar Terakhir Rusia: Kejatuhan Nicholas II dan Runtuhnya 300 Tahun Kekuasaan Romanov |
![]() |
---|
Menengok Manado Abad 16: Lahirnya Borgo hingga Kisah Raja Posumah dan Damopolii Dibaptis Magelhaes |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.