Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Budaya

Sanggar Esananta di Minut Dialog Cinta Budaya Minahasa, Ini yang Dibahas

Hadir juga dari Balai Pelestarian Budaya Sulawesi Utara dan Gorontalo, Dinas Pariwisata Minut serta Hukum Tua Desa Kaima.

Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Alpen Martinus
HO
Dialog Budaya Sanggar Esananta 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sanggar Esananta melaksanakan Dialog Budaya dengan tema Meneek (nae rumah baru), adat istiadat dan budaya Tonsea.

Dialog berempat di rumah Sanggar Esamata Desa Kaima, Kauditan, Minut, Sulawesi Utara, Selasa 20 Agustus 2024.

Dialog dimulai menjelang siang hingga sore hari.

Baca juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Sangar Seni Abo Tadohe di Boltim Gelar Dialog Budaya

Hadir dua pembicara, Prof Dr Benny Pinontoan, M.Sc dan Ferdinan Wenas SH, MM, M.Si.

Hadir juga dari Balai Pelestarian Budaya Sulawesi Utara dan Gorontalo, Dinas Pariwisata Minut serta Hukum Tua Desa Kaima.

Peserta perwakilan dari berbagai kecamatan di Minut, tokoh Budaya Tonsea.

Meneek merupakan ungkapan warga kaima saat ada acara naik rumah baru.

Semua undangan yang hadir masuk kedalam rumah dan melompat-lompat atau dalam bahasa Tonsea disebut rumamba di dalam rumah untuk menguji kekuatan rumah.

Rumah adat khas tanah Minahasa yang terbuat semua dari kayu.

Max Pinontoan, Ketua Sanggar Esananta saat diwawancarai mengatakan dirinya membuat dialeg budaya ini karena di daerahnya dan diaerah lain di Minahqsa, tidak ada lagi budaya Meneek seperti ini.

"Sekarang banyak masyarakat di Minahasa ingin rumah terbuat dari batu, dari pada kayu sesuai budaya di Minahasa," ucapnya.

Namun, menurutnya di daerah lain rumah kayu seperti budaya orang Minahasa ini banyak dibangun.

"Malahan di luar daerah yang ingin membuat rumah kayu seperti budaya disini, salah satunya di Aceh menjadi rumah perpustakaan," ungkapnya.(fis)

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved