Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Sejarah Pendudukan Israel di Dataran Tinggi Golan, Berawal dari Perang 6 Hari dengan Suriah

Peristiwa yang terjadi pada Sabtu 27 Juli 2024 di Dataran Tinggi Golan dilaporkan menewaskan sedikitnya 12 anak.

Editor: Rizali Posumah
Tangkapan layar YouTube Kompas.com
Militer Israel berjaga di Dataran Tinggi Golan yang direbut dari Suriah. 

Tahun lalu, Dewan Hak Asasi Manusia PBB menyuarakan kekhawatiran atas rencana Israel untuk melipatgandakan populasi permukim di Golan pada tahun 2027.

Menurut Komite Penghapusan Diskriminasi Rasial PBB, kelompok Druze Suriah di Golan telah menderita akibat kebijakan yang diskriminatif, terutama yang berkaitan dengan alokasi lahan dan air.

“Selama bertahun-tahun, perluasan permukiman Israel dan aktivitas mereka telah mengurangi akses petani Suriah terhadap air, karena kebijakan diskriminatif terkait harga dan upah,” kata komite PBB.

Kelompok Druze di Dataran Tinggi Golan secara historis menentang hukum Israel yang mereka nilai sebagai upaya “Israelisasi”.

Tahun 2018, ribuan pengunjuk rasa yang dipimpin kelompok Druze menentang Undang-Undang Dasar Negara-Bangsa Yahudi yang diajukan parlemen Israel, karena khawatir hal itu akan memperdalam diskriminasi.

Undang-undang tersebut menetapkan Israel sebagai tanah-air historis bagi orang-orang Yahudi dengan Yerusalem “bersatu” sebagai ibu kotanya dan menyatakan bahwa orang-orang Yahudi “memiliki hak eksklusif untuk menentukan nasib sendiri secara nasional” di Israel.

Para pemimpin Druze saat itu mengatakan, undang-undang kontroversial itu membuat mereka merasa seperti warga negara kelas dua karena aturan itu tidak menyebutkan kesetaraan atau hak kelompok minoritas.

Data terbaru yang dilaporkan di media Israel menunjukkan adanya peningkatan jumlah warga Druze dari Golan yang ingin mendapatkan kewarganegaraan Israel. Namun jumlahnya masih sangat kecil: 75 pada tahun 2017 menjadi 239 tahun 2021.

Di luar Golan, sekitar 130.000 warga Druze Israel tinggal di Carmel dan Galilea di Israel utara.

Berbeda dengan komunitas minoritas lain di Israel, banyak di antara orang-orang Druze sangat patriotik. Para kaum pria Druze yang berusia di atas 18 tahun telah ikut wajib militer di angkatan bersenjata Israel (Israel Defense Forces/IDF) sejak tahun 1957 dan sering kali menduduki jabatan tinggi.

Banyak juga dari mereka yang berkarier di kepolisian dan pasukan keamanan.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>

Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>> 

SUMBER KOMPAS.COM 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved