Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Sejarah Pendudukan Israel di Dataran Tinggi Golan, Berawal dari Perang 6 Hari dengan Suriah

Peristiwa yang terjadi pada Sabtu 27 Juli 2024 di Dataran Tinggi Golan dilaporkan menewaskan sedikitnya 12 anak.

Editor: Rizali Posumah
Tangkapan layar YouTube Kompas.com
Militer Israel berjaga di Dataran Tinggi Golan yang direbut dari Suriah. 

Israel menegaskan, pihaknya perlu mengendalikan wilayah tersebut demi menangkis ancaman dari Suriah dan kelompok proksi Iran di sana.

Serangan pada Sabtu lalu bukanlah yang pertama di Dataran Tinggi Golan sejak perang Israel dengan Hamas pecah di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Pada awal Juli ini, sebuah serangan roket Hezbollah menewaskan dua orang di wilayah tersebut.

Hal itu mendorong ketua Dewan Regional Golan Israel menyerukan pembalasan “dengan kekerasan” terhadap kelompok Hezbollah yang berbasi di Lebanon itu.

Hezbollah sebelumnya mengatakan, mereka menembakkan puluhan roket Katyusha ke Dataran Tinggi Golan “sebagai respons” terhadap dugaan serangan Israel di Suriah yang menarget anggota penting Hezbollah.

Tempat tinggalnya kaum minoritas penganut Druze

Druze merupakan sebuah sekte agama kecil di Timur Tengah yang dikenal dengan sistem doktrin yang eklektik atau beragam dan kohesi serta kesetiaan di antara para anggotanya yang memungkinkan mereka mempertahankan identitas dan keyakinan khasnya selama berabad-abad.

Pada abad ke-21, jumlah penganut Druze mencapai lebih dari satu juta orang dan sebagian besar tinggal di Lebanon, Suriah, dan Israel.

Druze merupakan agama monoteistik dan diimani secara diam-diam yang mengintegrasikan unsur-unsur Islam, Hindu, dan filsafat Yunani.

Robert Brenton Betts, dalam bukunya, The Druze in the Middle East: Their Faith, Leadership, Identity, and Status, menjelaskan bahwa Druze tidak memperbolehkan orang berpindah agama – baik dari atau ke agama itu - dan tidak boleh melakukan perkawinan campur.

Mereka juga tidak melakukan dakwah dan melestarikan praktik keagamaannya dalam komunitas.

Lebih dari 20.000 umat Druze tinggal di Dataran Tinggi Golan.

Kebanyakan dari mereka mengidentifikasi diri sebagai orang Suriah dan menolak tawaran kewarganegaraan Israel ketika Israel merebut wilayah itu tahun 1967.

Mereka yang menolak jadi warga negara Israel tetapi tetap tinggal di wilayah itu diberikan kartu izin tinggal oleh Israel.

Menurut keterangan Dewan Regional Majdal Shams kepada CNN, tak satu pun dari warga Druze yang tewas dalam serangan di lapangan sepak bola pada Sabtu lalu memiliki kewarganegaraan Israel.

Kelompok Druze di Dataran Tinggi Golan berbagi wilayah dengan sekitar 25.000 warga Yahudi Israel, yang tersebar di lebih dari 30 permukiman.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved