Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Longsor Tambang Emas Gorontalo

Cerita Pratu Fikran Personil Yonif 173/Satya Tama, 5 Jam di Tengah Bau Busuk Tambang Gorontalo

Fikran mengatakan selama melakukan pencarian, dirinya bersama tim harus menahan bau busuk yang sangat menyengat

Penulis: Nielton Durado | Editor: Alpen Martinus
Tribun Manado/Nielton Durado
Pratu Fikran bersama timnya yang membantu pencarian korban longsor tambang emas Gorontalo 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pratu Fikran tampak duduk menghisap rokok dengan segelas kopi di satu rumah warga, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Kamis 11 Juli 2024.

Fikran adalah satu dari puluhan personil TNI yang turun membantu pencarian korban longsor di tambang emas Gorontalo.

Dirinya bersama tim baru selesai melakukan pergantian tim untuk masuk ke lokasi tambang yang terjadi longsor.

Baca juga: Longsor di Tambang Gorontalo, Warga Sebut 90 Persen Penambang Berasal dari Luar

Dengan sepatu yang masih penuh dengan lumpur, Fikran mengatakan dirinya sudah 24 jam melakukan pencarian di lokasi longsor.

"Masuk kemarin pagi. Ini sudah pergantian, karena kami ada dua tim," ungkapnya.

Kepada Tribunmanado.co.id, ia bercerita bahwa harus menempuh perjalanan sekitar enam jam untuk sampai ke lokasi.

Perjalanan tersebut dilakukan tanpa kendaraan.

"Jalan kaki sekitar enam jam," ujarnya.

"Kemarin berangkat pukul 09.00 Wita, tiba di lokasi hampir pukul 16.00 Wita," tuturnya.

Perjalanan kaki terpaksa dilakukan karena akses kendaraan ke lokasi yang sangat buruk.

Sejak melakukan pencarian, Fikran bersama timnya menemukan tiga jenazah.

"Kalau dari kemarin kami temukan tiga jenazah. Ada yang 40 tahun dan juga 17 tahun" ucapnya.

Ketiga jenazah tersebut ditemukan selama pencarian sekitar lima jam lamanya.

Fikran mengatakan selama melakukan pencarian, dirinya bersama tim harus menahan bau busuk yang sangat menyengat.

"Kami pada saat melakukan pencarian kan tak diberikan masker. Logistik juga belum masuk, jadi memang bau busuknya sampai di kepala," ujarnya lagi.

Dengan menggunakan alat seadanya, Fikran bersama tim kemudian bertahan di tengah bau busuk hingga sore hari.

Selama melakukan pencarian, ia mengatakan kendala terbesar karena keterbatasan alat.

"Kami hanya pakai alat seadanya. Sedangkan longsor benar-benar parah, ini kesulitannya," tegas dia. (Nie)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved