Timur Tengah
Itamar Ben Gvir Menteri Israel yang Ekstrimis Direkrut Benjamin Netanyahu Gabung Dewan Perang
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, diketahui secara diam-diam mengadakan rapat kecil secara informal.
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Itamar Ben Gvir, Menteri Keamanan Nasional Israel yang dikenal seorang ekstremis dipanggil bergabung oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu ke Dewan Perang.
Informasi ini sebagaimana yang dilaporkan Perusahaan Penyiaran Israel.
Benjamin Netanyahu, diketahui secara diam-diam mengadakan rapat kecil secara informal.
Dia juga meminta agar tidak ada publikasi mengenai bergabungnya Itamar Ben Gvir ke dewan perang.
Itamar Ben Gvir begitu bersemangat bergabung ke dalam Dewan Perang Israel.
Pada sebelumnya, dirinya mengaku ingin membuat perubahan di Dewan Perang.
Bahkan dirinya sampai melontarkan ancaman, bakal mengganggu kinerja Pemerintah Israel jika dirinya tidak menjadi anggota Dewan Perang.
Partai Otzma Yahudit yang diketuai Itamar Ben Gvir mewakili kekuatan Yahudi dengan 6 kursi di Knesset dari 120 kursi, di mana ia mengancam akan mengundurkan diri jika Netanyahu mengakhiri perang di Jalur Gaza.
Kemarin, Senin, Ben Gvir menuduh Netanyahu mengambil keputusan sendiri terkait perang tanpa membahasnya dengan para pejabat di pemerintahan Israel.
"Perdana Menteri Netanyahu mengambil keputusan sendirian dan mengisolasi rekan-rekannya di pemerintahan,” kata Itamar Ben Gvir dalam tuduhannya terhadap Netanyahu, Senin (8/7/2024).
“Kami datang bukan untuk bersorak di podium, kami datang untuk mempengaruhi," lanjutnya.
Sebelumnya, pada 9 Juni 2024, dua anggota dewan perang dari partai State Camp, Benny Gantz dan Gadi Eisenkot, mengumumkan penarikan mereka dari Dewan Perang.
Kemudian, Dewan Perang dibubarkan, menurut surat kabar Israel.
Namun, Netanyahu terus melakukan konsultasi terkait pengelolaan perang di forum yang lebih kecil yang mencakup Menteri Pertahanan Yoav Galant, Ketua Partai Shas Aryeh Deri, Menteri Urusan Strategis Israel Ron Drimmer, dan Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, seperti diberitakan Al Jazeera.
Jumlah Korban
Saat ini Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 38.011 jiwa dan 87.266 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (4/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporanYedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
• Kamis, Kepala Daerah se Indonesia Timur Kumpul di Sulut Bahas Ekspor Impor Via Pelabuhan Bitung
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Kelompok Militan Yaman Luncurkan Serangan Rudal yang Menargetkan Jet Tempur Amerika |
![]() |
---|
6 Sandera Tewas di Gaza Palestina, Warga Israel Gelar Demo Tuntut Gencatan Senjata Segera |
![]() |
---|
Sosok Khaled Meshaal, Kandidat Kuat Pemimpin Baru Hamas, Pernah Disuntik Racun Agen Mossad |
![]() |
---|
Kisah Penganut Druze di Dataran Tinggi Golan, Setia ke Suriah, Tolak Kewarganegaraan Israel |
![]() |
---|
Atas Nama Palestina, Erdogan Isyaratkan Turki Bisa Kerahkan Militer Demi Hentikan Israel di Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.