Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Sosok Rahmat Daniel Kuli Pengangkut Gula Lolos Anggota Polri, Banyak Dihina

Pemuda asal Sulawesi Selatan dinyatakan lulus sebagai anggota Polri tahun anggaran (TA) 2024

Editor: Alpen Martinus
Tribunnews.com
Ilustrasi Polisi 

Dikutip dari Kompas.com, sehari-hari orang tua Rahmat bekerja sebagai buruh serabutan di salah satu desa terpencil, yaitu Desa Tapong, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Demi mewujudkan cita-citanya, Rahmat berjuang esktra dengan penuh ketekunan.

Dirinya pun sempat ragu di tengah impitan ekonomi keluarga.

Rahmat tidak menyembunyikan rasa bahagia dan harunya ketika dinyatakan lolos pendidikan bintara Polri TA 2024 Polda Sulsel.

Rahmat bercerita, awalnya ia berani mendaftarkan diri sebagai anggota Polri.

Ia mengatakan, saat itu, beberapa personel Polda Sulsel datang di sekolahnya untuk memberikan sosialisasi dan informasi terkait perekrutan anggota Polri.

"Waktu itu saya sudah mau lulus sekolah, ada panita pendaftaran datang kasih informasi bahwa akan dibuka pendaftaran (Polri). Saya pertama ragu karena orangtua saya tidak ada biaya," ucap Rahmat, Minggu (7/7/2024).

Setelah itu, Rahmat akhirnya meminta restu kedua orangtuanya untuk mendaftarkan diri.

Kedua orang tua Rahmat pun juga menyetujui kemauan putra bungsunya tersebut.

Jadi kuli pengangkut gula untuk dapat uang

Rahmat menyadari kondisi kedua orang tuanya yang memasuki usia senja dan hanya bekerja serabutan menjadi buruh tani hingga butuh bangunan tidak bisa mencukupi biaya pendaftaran.

"Saya sekolah di kota karena di desa saya itu tidak ada SMA, jadi saya cuma sampai sekolah SMP di desa. Itu juga waktu SMA saya menumpang tinggal di rumah keluarga di kota," bebernya.

Saat memasuki libur sekolah, Rahmat pulang ke desanya dan harus menempuh waktu sampai 4 jam dari kota Kabupaten Barru.

Di sana, Rahmat berusaha membantu ekonomi keluarga sekaligus menabung untuk biaya pendaftaran sebagai anggota Polri pada saat itu.

"Saya waktu urus berkas untuk dapat uang itu, saya pergi bantu-bantu orang angkat gula, bantu panen padi, di situ upah saya kumpul untuk urus administrasi," kata Rahmat.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved